Jawa Pos

Dua Jembatan Ambrol, Putus Akses ke Desa

Bencana Banjir Rusak Infrastruk­tur

-

MADIUN – Intensitas bencana alam yang melanda Kabupaten Madiun sepanjang Maret lalu tak hanya membuat warga waswas, tapi juga mengakibat­kan infrastruk­tur rusak berat. Di antaranya, dua jembatan yang kondisinya membahayak­an.

Yakni, jembatan di Dusun Jomblang Betek, Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan, dan jembatan di Dusun Glonggong, Desa Tempursari, Kecamatan Wungu. Sekretaris Desa Sidoarjo Sutikno menuturkan, jembatan di desanya itu akhirnya tak bisa dilalui kendaraan setelah diterjang dua kali banjir. ’’Banjir terus menggerus penahan jembatan. Akhirnya, jembatan ambrol dan tak bisa dilewati lagi,’’ terangnya.

Ambrolnya jembatan di Desa Sidorejo itu otomatis memutus akses sejumlah desa di Kecamatan Saradan. Misalnya, akses menuju Desa Klumutan dan Desa Sambirejo. Kondisi tersebut juga mengganggu kelancaran transporta­si pelajar SMAN 1 dan SMPN 2 Saradan. ’’Sekarang harus lewat jalan memutar. Selain jauh, kondisi jalan yang diputar itu rusak,’’ jelas Sutikno.

Untuk sementara waktu, warga setempat berinisiat­if membuat jembatan darurat untuk memudahkan akses transporta­si warga. ’’Karena sifatnya darurat, jembatanny­a tentu hanya bisa dilewati sepeda motor,’’ paparnya.

Sementara itu, jembatan di Desa Tempursari, Kecamatan Wungu, ambrol karena dihantam bonggolan (rumpun) bambu besar yang hanyut terbawa arus banjir. Besarnya rumpun bambu yang hanyut tersebut membuat tiang jembatan porak-poranda. ’’Yang ambruk diterjang rumpun bambu merupakan tiang penyangga utama. Jadi, sekarang jembatan ini sangat berbahaya untuk dilewati,’’ papar Suparman, warga desa.

Kepala Desa Tempursari Sunyoto Aliwinoto menjelaska­n, jembatan di desanya untuk sementara tidak hanya ditopang tiang bambu. Namun, jembatan itu juga dipasangi pagar penutup sebagai peringatan keras bagi warga agar tidak memaksakan diri melewati jembatan tersebut. ’’Untuk perbaikann­ya, kita baru bisa merealisas­ikannya dengan APBDes tahun depan. Sebab, APBDes tahun ini telanjur naik,’’ paparnya.

Ambrolnya dua jembatan di Saradan dan Wungu juga menambah panjang daftar jembatan rusak di kabupaten itu. Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Kabupaten Madiun Widodo menyatakan, realisasi perbaikan Dusun Jomblang Betek, Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan, baru bisa dilakukan tahun depan. Sebab, anggaran untuk perbaikan jembatan di tahun ini telah digedok. ’’Dianggarka­n lewat PAK juga tidak mungkin karena waktu pengerjaan tinggal dua bulan. Sementara itu, pembanguna­n jembatan setidaknya butuh waktu lima bulan,’’ ujarnya.

Widodo tidak menampik bahwa kon- disi jembatan yang baru saja roboh diterjang banjir tersebut sudah berusia uzur. Selain itu, jauh hari sebelum ambrol, pihaknya berkali-kali mengingatk­an warga setempat agar tidak melewatiny­a dengan kendaraan roda empat. ’’Kondisinya memang sudah sangat mengkhawat­irkan. Untuk merehabili­tasi, harus dibongkar total,’’ ungkapnya. (fin/eba/c23/ai)

 ?? BAGAS BIMANTARA/JAWA POS RADAR MADIUN ?? AKSES TERGANGGU: Jembatan Desa Tempursari, Kecamatan Wungu, nyaris putus setelah diterjang banjir. Jembatan di Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan, tidak bisa dilewati kendaraan (kanan).
BAGAS BIMANTARA/JAWA POS RADAR MADIUN AKSES TERGANGGU: Jembatan Desa Tempursari, Kecamatan Wungu, nyaris putus setelah diterjang banjir. Jembatan di Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan, tidak bisa dilewati kendaraan (kanan).
 ??  ??
 ?? JAWA POS RADAR KEDIRI ?? BERLUBANG BESAR: Salah satu jembatan di jalan tembus dipasangi rambu dan spanduk larangan melintas bagi kendaraan roda empat.
JAWA POS RADAR KEDIRI BERLUBANG BESAR: Salah satu jembatan di jalan tembus dipasangi rambu dan spanduk larangan melintas bagi kendaraan roda empat.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia