Jawa Pos

Setahun Rusak, Tiga Jembatan Belum Diperbaiki

-

KEDIRI – Tiga jembatan yang berlokasi di jalan tembus antara Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah rusak parah lebih dari setahun. Kemarin (2/4) tiga jembatan itu belum diperbaiki. Bahkan, jembatan di Desa Belimbing, Kecamatan Gurah, saat ini tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat. Akibatnya, mobil dan truk terpaksa memutar sejauh 1 km dengan melewati jalan di tengah permukiman.

Susila, 50, warga Desa Belimbing, Kecamatan Gurah, menuturkan bahwa jembatan di dekat rumah tersebut rusak sejak setahun lalu. Awalnya, kerusakan hanya berupa retakan kecil. Namun, dalam tiga bulan terakhir, kondisi jem- batan semakin parah. Lubang sepanjang 2,5 meter dan lebar 70 sentimeter terlihat di tengah jembatan yang membentang di atas sungai selebar 1,5 meter tersebut. ’’Sudah berkali-kali diuruk tanah. Tetapi, berlubang lagi,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Kediri kemarin.

Karena khawatir jatuh korban, sekitar dua bulan lalu jembatan itu ditutup total oleh warga. Sejumlah bambu diletakkan di tengah jembatan dan jalan dengan diberi spanduk berisi peringatan rusak. ’’Sekarang kendaraan roda empat harus memutar lewat perkampung­an,’’ ujarnya.

Menurut Susila, kondisi tersebut sangat mengkhawat­irkan. Sebab, di perkampung­an banyak anak yang berseliwer­an. ’’Ini kan jalan tembus Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah, tentu banyak truk dan mobil yang lewat,’’ ucapnya.

Jembatan di Desa Nglumbang, Kecamatan Gurah, bernasib sama. Dua lubang berukuran 40 x 40 cm terlihat di sisi barat jembatan yang membentang di atas sungai selebar 1 meter tersebut. Warga sengaja menanami dengan dua pohon pisang. ’’Biar tidak ada yang terperosok di situ,’’ kata Warsiman, 60, warga setempat.

Dia menuturkan, lubang tersebut muncul sejak dua bulan lalu. Awalnya, tidak ada yang mau mempedulik­an. ’’Sebulan lalu, ada bapak dan anak yang jatuh setelah roda sepeda motor terperosok,’’ ujarnya.

Lubang yang sama juga terlihat di jembatan Desa Karanganya­r, Kecamatan Wates. Lubang sepanjang 1,5 meter dan lebar 50 sentimeter tersebut berada di sisi barat jembatan yang membentang di atas sungai selebar 1 meter.

Kondisi jembatan itu sering luput dari penglihata­n pengendara. Warga berinisiat­if memasang tanda berupa batu besar yang dicat merah. ’’Namun, batu itu yang ditabrak. Akibatnya, pengendara yang menabrak batu tersebut tewas setelah tiga hari dirawat di rumah sakit,’’ ujar Wahyudi, 58, warga setempat.Lubang lantas ditutup dengan papan kayu yang diuruk dengan tanah. (c2/c5/dwi)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia