Tradisi Milik Giallorossi
Posisi AS Roma di klasemen sementara memang lebih baik ketimbang Lazio. Namun, Derby della Capitale ini tetap tidak mudah bagi Roma. Asian Handicap memberikan
1/4 bagi Lazio. Artinya, Biancoceleste punya kans untuk menahan imbang Il Lupi –julukan AS Roma.
3,4
3,4
3,4
3,2
3,3
3,25
2,2
2,15
2,15
ROMA – Lazio memang bertindak sebagai tuan rumah dalam Derby della Capitale malam nanti. Namun, AS Roma-lah yang berhak menyandang status penguasa Olimpico.
Prediksi itu tidak berlebihan. Sebab, sejak 11 November 2012 atau dalam enam terakhir, Lazio tak pernah mampu mengalahkan Roma. Performa Giallorossi –julukan Roma– juga lebih stabil. Alessandro Florenzi dkk belum pernah kalah dalam sembilan laga terakhir di Serie A. Perinciannya, delapan kali menang dan sekali seri.
Bandingkan dengan Lazio yang baru meraih satu kemenangan dalam lima laga terakhir. Sederet fakta itulah yang membuat Giallorossi lebih difavoritkan pada derby edisi ke-180 nanti ( tayangan langsung beIN Sport 1 pukul 19.35 WIB).
Namun, Luciano Spalletti tak mau besar kepala. ’’Semua orang membicarakan performa kami,’’ tutur Spalletti kepada Football Italia. ’’Namun, aku tidak bisa menyepelekan Lazio. Sebab, mereka juga memiliki alasan kuat untuk menantang kami,’’ lanjut allenatore 57 tahun tersebut.
Alasan yang dimaksud adalah ambisi Lazio kembali menembus zona Eropa. Saat ini, skuad besutan Stefano Pioli itu berada di posisi kedelapan dengan koleksi 42 poin. Mereka masih terpisah 13 poin dari tim penghuni zona Europa League. ’’Tapi, kami juga punya target sendiri. Untuk meraihnya, kami harus bermain baik dan tetap mengontrol emosi,’’ ujar Spalletti.
Dibanding Lazio, amunisi yang dimiliki Spalletti memang lebih komplet. Praktis, hanya bek Norbert Gyomber dan gelandang William Vainqueur yang dipastikan absen karena cedera otot.
Sebaliknya, delapan pemain kunci Lazio harus menepi. Ironisnya, lima dari delapan pemain tersebut menempati lini pertahanan. Mereka adalah Stefan De Vrij, Stefan Radu, Santiago Gentiletti, Abdoulay Konko, dan Dusan Basta. Sementara itu, tiga lainnya adalah Senad Lulic (gelandang), Sergej Milinkovic-Savic (gelandang), dan Ricardo Kishna (striker). Namun, Pioli tak mencemaskan kondisi tersebut.
’’Aku harus memasang wajah penuh keberanian,’’ tegas Pioli sebagaimana dilansir La Gazzetta dello Sport. ’’Aku ingin kami bisa mengakhiri musim ini dengan profesional dan penuh kebanggaan,’’ tuturnya.
Sayangnya, dukungan dari pemain ke-12 alias suporter bakal berkurang drastis malam nanti. Suporter kedua tim masih melanjutkan aksi boikot. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes atas ketatnya keamanan di dalam stadion. Di mana, stadion akan dipasangi pemisah diantara tribun utara dan selatan. Tribun utara merupakan tempat berkumpul ultras Lazio, sementara tribun selatan merupakan tempat para ultras Roma. Dua tribun itu sengaja dipasangi barikade pemisah untuk menghindari bentrok.
Pioli sangat menyesalkan potensi minimnya suporter malam nanti. ‘’Padahal, makin banyak suporter yang hadir, makin kuat pula kami sebagai tim,’’ papar Pioli. ‘’Ini adalah soal kebanggaan. Ini adalah peluang bagi seluruh pemain bahwa mereka berhak mengenakan kostum Lazio,’’ ujar pelatih 50 tahun itu. (apu/c17/bas)
APA yang menarik dari Derby della Capitale malam nanti? Francesco Totti! Ya, edisi ke-180 itu sangat mungkin menjadi terakhir bagi Totti. Sebab, permintaan Totti agar manajemen mau memperpanjang kontraknya selama satu musim tak bisa dipenuhi. Totti bahkan sempat mendiskon habis-habisan pendapatannya agar bisa bertahan bersama Giallorossi.
Kabarnya, pemain 39 tahun itu rela bermain tanpa bayaran pada musim depan. Namun, permintaan tersebut ditolak Presiden Roma James Pallotta. Tapi, kabar itu dibantah wartawan Il Tempo Alessandro Austini. ’’Totti memang pernah mengatakan kepada temannya bahwa dia siap bermain gratis,’’ tutur Austini di akun Twitternya. ’’Namun, dia tak pernah mengatakannya kepada Pallotta,’’ imbuhnya.
Apa pun rumornya, Totti tetap harus memikirkan kelanjutan masa depannya. Corriere dello Sport melansir, Totti bakal mempertimbangkan beberapa tawaran yang datang sejak bursa transfer musim dingin lalu. Salah satunya dari Leicester yang saat ini ditangani allenatore Roma periode 2009– 2011 Claudio Ranieri. Atau, bermain di liga ’’pensiunan’’ macam Major League Soccer (MLS). Kebetulan, beberapa pemain gaek Italia lebih dulu merumput di sana. Di antaranya, Andrea Pirlo yang membela New York City FC dan Sebastian Giovinco yang bermain di Toronto FC. (apu/c17/bas)