Bukan Vonis Mati
HAL mencolok pasca pemutaran film
adalah komentar pedas para kritikus. Walau dapat reaksi negatif, publik seakan tutup mata. Film tersebut tetap laku.
Namun, bukan berarti kritik itu gagal karena tidak mampu membendung animo penonton. ’’Sebab, kritik bukan rapor sebuah film atau lampu merah untuk penonton supaya tidak menyaksikan sebuah film,’’ tegas kritikus film, Pauline Kael, dalam sebuah artikelnya pada 1963.
Menurut dia, kritik sebetulnya adalah jembatan antara filmmaker dan para penonton. Sasaran utama kritikus film ialah tim produksi, termasuk jajaran produser. Nathan Heller, kolumnis sekaligus kritikus film untuk The New Yorker, menjelaskan bahwa kritik memaparkan film secara detail. Mulai ide hingga yang seharusnya ada maupun dihilangkan dari sebuah film.
’’Kritik yang bagus mampu membuat penonton penasaran dan memahami pesan dalam film. Kami membantu filmmaker memperbaiki kualitas film mereka,’’ tegas Heller. Anomali Batman v Superman yang kebal kritik dikhawatirkan membuat Warner Bros. dan DC Comics tutup mata dan telinga. Mereka lebih mengejar hasil yang tinggi ketimbang membuat film yang baik.
Analoginya, kritik itu bukanlah tes ujian. Penilaian tinggi rendah bukan vonis mati buat film. Yang ditekankan dari kritik, bagaimana filmmaker itu menyikapi dan belajar untuk melakukan perbaikan. Terlebih, BvS tersebut bakal menjadi rangkaian pembuka gerbong panjang film adaptasi komik DC. (fam/c20/ayi)