Pelapis Ciptakan All Indonesian Final
Riky/Richi Juga ke Partai Puncak
NEW DELHI – Indonesia hanya menurunkan ganda putra pelapis dalam India Open Superseries 2016. Namun, ternyata kedua pasangan Indonesia tampil dahsyat dengan menciptakan All Indonesian Final.
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sukses melewati semifinal di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, Sabtu (2/4). Angga/Ricky melakukan revans terhadap pasangan Korea Selatan Ko Sung-hyun/ Shin Baek-cheol. Ganda Indonesia menang dalam sebuah pertarungan keras sampai rubber game dengan kedudukan 21-18, 6-21, dan 21-19. Pekan lalu Angga/Ricky kalah dua game langsung 18-21 dan 14-21 di final New Zealand Open Grand Prix Gold 2016.
Sejak game pertama, Angga/ Ricky berhasil mengendalikan permainan. Mereka terus menguasai lapangan dan memimpin skor 11-9, lalu menang 21-18. ’’Sejak awal, kami lebih panas dan siap. Kami langsung pegang mereka. Hari ini bisa main lebih in,’’ ujar Ricky dalam surat elektronik yang diterima Jawa Pos semalam.
Sayangnya, pada game kedua, Angga/Ricky gagal meneruskan performa baik. Keduanya justru tertinggal cukup jauh. Tidak bisa mengembangkan permainan, Angga/Ricky kalah 6-21. ’’Kami sudah pernah ketemu. Jadi, sejak awal kami pegang start di lapangan. Kami bisa menerapkan pola permainan kami. Tapi, masuk ke game kedua, kami banyak tertekan. Sudah coba buat keluar, tapi nggak bisa,’’ kata Angga.
Masuk ke game penentu, Angga/ Ricky kembali menemukan kepercayaan diri. Mereka bahkan mampu bangkit meski sempat tertinggal 9-11. Angga/Ricky me- rebut enam poin berurutan dan balik memimpin 15-11 hingga menang 21-19. ’’ Game ketiga kami ketinggalan, tapi poin 11 kami bisa bangkit. Komunikasi saya dengan partner dimaksimalkan. Ada juga rasa nggak mau kalah oleh mereka,’’ ucap Angga.
Pada babak final, Angga/Ricky akan berhadapan rekan senegaranya, Kevin Sanjaya Sukamuljo/ Marcus Fernaldi Gideon. Mereka sukses mengalahkan pasangan Malaysia Goh V Shem/Tan Wee Kiong straight game 21-15, 2117. ’’Dengan teman sendiri, kami sudah sama-sama tahu permainannya. Di lapangan juga sudah ngerti mainnya mereka,’’ jelas Ricky.
Sementara itu, ganda putri gagal menempatkan wakil ke final India Open Superseries 2016. Unggulan pertama Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari keok melawan ganda putri nomor satu dunia asal Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Mereka kalah setelah bermain selama 91 menit dalam tiga game 18-21, 21-19, dan 21-23.
’’Kami sudah kasih apa yang kami bisa. Kami nggak menyerah begitu aja. Tapi, nyatanya, Jepang memang bermain lebih tenang daripada kami. Mereka juga lebih bisa mengambil kesempatan untuk mendapatkan poin,’’ tutur Greysia.
Greysia/Nitya dan Misaki/Ayaka empat kali berhadapan sebelumnya. Rekor pertemuan pun tercatat sama kuat, 2-2. Laga terakhir mereka terjadi pada 2015 dalam Chinese Taipei Open. Saat itu Greysia/ Nitya menang 21-12 dan 21-16. ’’Kami sama-sama berusaha tetap fokus di setiap satu poin. Mereka pun untuk mendapatkan poin dari kami juga nggak mudah. Samasama tidak mudah,’’ tegas Nitya.
Dua pasangan itu memang cukup ketat bersaing. Untuk memenangkan satu poin saja, laga panjang bisa terjadi. Misalnya saja, di posisi sama-sama 16 poin dalam game kedua, dua pasangan tersebut bahkan harus terlibat 118 pukulan untuk meraih satu poin.
Sementara itu, Indonesia menyuguhkan kejutan lain. Ganda campuran nomor tiga nasional Riky Widianto/Richi Puspita Dili sukses melaju ke final. Pada semifinal kemarin, mereka mengalahkan ganda campuran asal Thailand Bodin Issara/Savitree Amitrapai lewat rubber game 21-18, 13-21, 21-7. (mat/c14/nur)