Razia BNNK Amankan Lima Pengunjung Karaoke
SURABAYA – Perang terhadap narkoba terus berlanjut. Setelah menyasar tiga lokasi pada Jumat dini hari (1/4), tim gabungan kembali melakukan razia dini hari kemarin (2/4). Kali ini sasarannya adalah rumah karaoke Rasa Sayang Veranza di Mayjen Sungkono.
Kedatangan petugas itu membuat kaget orang-orang di dalam karaoke. Musik yang tengah mengalun kencang mendadak lirih. Satu per satu meja didatangi petugas BNNK Surabaya maupun Satreskoba Polrestabes. ’’Ada 85 pengunjung, karyawan, hingga manajemen tempat ini yang urinenya kami periksa,’’ jelas Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti.
Saat diperintahkan untuk menjalani tes urine, raut wajah beberapa pemandu karaoke terlihat tegang. Beberapa di antaranya tampak mabuk. Langkah kaki mereka gontai ketika digiring petugas ke dalam toilet.
Ada lima orang yang diciduk BNNK dalam razia tersebut. Mereka terdiri atas tiga perempuan dan dua pria. Masing-masing bernama Mega Asmara, Alfina Diyanti, dan Melati. Dua lainnya adalah Adityo Hermanto dan Roki Wardana. ’’Seorang masih memerlukan uji laboratorium lebih detail karena masih belum mau mengaku,’’ kata Suparti.
Mantan Kapolsek Wonocolo itu menjelaskan, lima orang yang ditangkap masih berada di kantor BNNK untuk didata. Lem- baga antimadat tersebut tidak ingin buang waktu. Mereka langsung melakukan assessment agar pengguna narkoba yang diangkut itu cepat menjalani rehabilitasi maupun rawat jalan.
Pemulihan efek ketergantungan narkoba menjadi perhatian utama BNNK. Seseorang yang sudah kecanduan tidak pernah bisa sembuh. Setidaknya kondisi mereka dapat dipulihkan. ’’Kalaupun rawat jalan, mereka akan tetap dipantau agar tidak kembali bersinggungan dengan narkoba,’’ tutur polisi dengan dua melati di pundak tersebut.
Selain memeriksa orang yang datang, petugas menggeledah seluruh ruangan. Mereka memeriksa setiap sudut kursi dan meja hingga tempat sampah untuk memastikan ada atau tidaknya narkoba. Namun, hasilnya memang nihil.
Di tempat terpisah, KBO Satreskoba Polrestabes Surabaya AKP Budi Waluyo menegaskan bahwa razia akan terus dilakukan. Tempat hiburan malam tetap menjadi fokus utama karena diduga sering terjadi transaksi narkoba. ’’Sewaktu-waktu (razia) bisa digelar tanpa pemberitahuan,’’ ujar Budi.
Selama Operasi Bersinar 2016, kepolisian maupun BNN bekerja lebih keras. Selama dua hari, petugas sudah menahan delapan orang yang mengonsumsi narkoba. (did/c14/ady)