Agar Warisan Ulama Terjaga
SIDOARJO – Puluhan santri menguji kemampuan membaca kitab berbahasa Arab di Ponpes Progresif Bumi Shalawat Lebo kemarin (2/4). Santri dari berbagai pondok pesantren itu sedang mengikuti Musabaqah Kitab Kuning yang diadakan DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Lomba tingkat nasional tersebut dibuka Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin
Menurut Nur Ahmad, para santri harus berterima kasih kepada para ulama dan kiai. Sebab, mereka meninggalkan warisan yang sangat berharga. Selain kitab, para ulama meninggalkan warisan berupa kesatuan bangsa. ’’Tanpa mereka, sulit mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),’’ ucap dia di depan para santri.
Mantan anggota DPRD Sidoarjo itu mengajak para santri untuk selalu bersemangat menimba ilmu. Kesempatan harus dimanfaatkan dengan baik untuk memperdalam kitab-kitab Islam.
Ada sekitar 100 santri perempuan dan laki-laki yang ikut ke- giatan tersebut. Mereka diuji satu per satu dalam membaca kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali. Ada tiga juri yang menguji peserta lomba. Yaitu, Ustad Azhar Shofwan, Ustad Makruf Khozin, dan Ustad Solihin Hasan. Setiap santri dipanggil naik ke panggung. Mereka diberi waktu 15 menit untuk membaca kitab yang tidak ada harakatnya itu. Bacaannya harus sesuai dengan kaidah nahwu dan sharaf. Setelah membaca, peserta juga diminta menerjemahkan kalimat Arab tersebut. Bisa dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Arab.
Ketua panitia Musabaqah Kitab Kuning Syaikhul Islam Ali menyatakan, lomba tersebut diikuti santri dari Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Mojokerto, Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban. ’’Ini masih babak penyisihan. Yang juara akan mengikuti babak selanjutnya,’’ jelas putra Pengasuh Ponpes Progresif Bumi Shalawat KH Agoes Ali Masyhuri itu. Menurut dia, juara I dan II akan mengikuti babak final di Jakarta pada 12–13 April. Yang juara III dan IV akan mengikuti babak final tingkat Jawa Timur di Ponpes Denanyar, Jombang.
Direktur Ponpes Progresif Bumi Shalawat Arya Muhammad menyatakan, kitab Ihya’ Ulumuddin dipilih karena merupakan karya ulama besar. ’’Wajib dibaca para santri,’’ ungkapnya. Kitab itu membahas tasawuf. Di dalamnya dijelaskan cara tazkiyatun nafsi, yaitu menyucikan diri. (lum/c7/oni)