Duh, Plengsengan Medalem Ambrol
Padahal Baru Empat Bulan Selesai Dibangun
TULANGAN – Pemkab harus lebih mengawasi proyek-proyeknya. Sebab, tidak sedikit yang bermasalah meski baru selesai dibangun. Plengsengan di Sungai Medalem, Tulangan, contohnya. Plengsengan yang selesai dibangun Desember lalu itu kini sudah ambrol.
Lokasi plengsengan yang ambrol itu tidak jauh dari pertigaan ke arah kantor Desa Medalem. Setiap pengendara yang melintas pasti melihat tanggul yang jebol itu. Plengsengan tersebut dibangun dengan susunan batu kali yang dibungkus dengan kawat beronjong. Kini sebagian kawat itu tenggelam di dasar sungai. Hanya sekitar 15 meter tanggul yang masih utuh. ”Plengsengan tidak kuat menahan arus sungai yang deras,” jelas Jarot, warga Desa Medalem. Menurut dia, plengsengan itu ambrol sejak bulan lalu.
Panjang plengsengan kawat beronjong tersebut sekitar 100 meter. Keberadaannya sangat penting untuk menahan tanah agar tidak longsor. Ternyata, kata dia, kini malah plengsengannya yang longsor tergerus air. Jika tidak segera diperbaiki, bagian yang tersisa bisa ikut tergerus. Jarot menyatakan, sebelum ada plengsengan tersebut, sebenarnya pernah dibangun konstruksi yang sama. Tapi, setelah itu ambrol, dibangun plengsengan yang sekarang ini. Jadi, kerusakannya sudah dua kali. ”Arusnya deras sehingga tidak bisa sembarangan membangun,” terang dia.
Jika dibangun dengan cara seperti sebelumnya, dia khawatir, pembatas antara sungai dan jalan itu akan rusak lagi lantaran diterjang air. Dibutuhkan konstruksi yang lebih kuat agar tidak cepat ambrol. Mungkin bisa di- bangun plengsengan seperti di Sungai Pargerwojo. Yaitu, dengan menggunakan sheet pile. Memang, lanjut dia, konstruksi sheet pile membutuhkan anggaran besar. Namun, jika dilihat manfaat dan kuatnya plengsengan, sheet pile sangat dibutuhkan.
Camat Tulangan Abdul Wahib mengaku belum mengetahui lokasi ambrolnya plengsengan itu. ”Setelah ini akan kami cek,” terang dia. Menurut dia, proyek yang berkaitan dengan sungai menjadi tanggung jawab Dinas PU Pengairan Sidoarjo. Dia mengakui, keberadaan plengsengan itu sangat penting untuk menahan arus air menggerus jalan.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Pengairan Sidoarjo Fatchur Rahman tidak bisa dihubungi. Beberapa kali ditelepon, handphone- nya aktif, tapi tidak diangkat. Jawa Pos juga berusaha mengirim pesan singkat lewat SMS maupun WA, namun mantan camat Waru itu tidak membalas. (lum/c10/oni)