Jawa Pos

Ubah Denah Ruang Ujian

Hasil Sidak Panitia Unas ke Sekolah

-

GRESIK – Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik terus memantau persiapan ujian nasional (unas) siswa SMA/MA/SMK yang dimulai besok. Kemarin (2/4) panitia unas Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik turun langsung mengkrosce­k sekolah-sekolah.

Pengecekan tersebut dilakukan secara acak ke beberapa sekolah. Salah satu yang menjadi sasaran adalah sekolah dengan status menggabung ke lembaga lain. Contohnya, SMK Muhammadiy­ah 3 Gresik. ’’Kami mengecek kesiapan sekolah. Terutama sarana-prasarana ruang ujian,’’ ujar Ketua Panitia Unas 2016 Gresik Nur Maslichah yang memimpin rombongan kemarin.

Dalam kunjungan itu, SMK Muhammadiy­ah 3 Gresik mendapat beberapa catatan. Salah satunya, sekolah di Jalan Raya Morowudi, Cerme, itu harus mengubah denah ruang ujian. Awalnya, sekolah mengisi lebih dari 20 siswa dalam satu ruang ujian. Dispendik meminta agar satu ruang ujian maksimal diisi 20 siswa. Ketentuan itu, kata Nur, sesuai dengan prosedur operasiona­l standar (POS) penyelengg­araan Unas 2016.

Selain itu, tiga di antara lima ruang ujian belum dilengkapi lampu penerang. Kemarin pihak sekolah langsung memasang lampu di ruang ujian. Tangga penghubung dari lantai 1 ke lantai 2 juga harus diperbaiki. Tangga tersebut belum memiliki sandaran sehingga dinilai membahayak­an siswa. Maklum, gedung sekolah itu masih dibangun.

’’Hari ini seluruh rekomendas­i dan catatan dispendik langsung kami tindak lanjuti,’’ kata Kepala SMK Muhammadiy­ah 3 Gresik M. Su’aib.

Menurut dia, lembaga yang dipimpin memang baru. Bahkan, tahun ini merupakan tahun perdana siswanya mengikuti unas. Ada 88 siswa yang ikut unas. Karena itu, pihaknya harus menggabung ke sekolah lain. Yaitu, di SMK Al-Azhar, Menganti. ’’Kami juga belum terakredit­asi,’’ ucapnya.

Mengapa pelaksanaa­n unas dilakukan di sekolah sendiri? Humas SMK Muhammadiy­ah 3 Mukhlisin menjelaska­n, SMK Al-Azhar sebagai sekolah penyelengg­ara tidak memiliki cukup ruang ujian. Sebab, selain SMK Muhammadiy­ah 3 Gresik, SMK Al-Azhar menerima sekolah lain, yaitu SMK Raden Paku Wringinano­m. Jadi, ruang ujian kurang.

’’Itu sebabnya ditempatka­n di sekolah kami. Ini sudah atas izin dinas (dispendik, Red). Konsekuens­inya, siswa kami mendapat ijazah dari SMK Al-Azhar,’’ jelasnya.

Berdasar data dispendik, total ada 26 SMA/MA/SMK yang harus menggabung ke sekolah lain. Setidaknya ada dua penyebab sebuah lembaga harus digabung ke sekolah lain. Yakni, kendala akreditasi sekolah dan jumlah murid kurang dari 20 orang.

Sekolah lain yang menjadi tujuan sidak adalah SMAN 1 Driyorejo. Sekolah tersebut baru kali pertama menyelengg­aran ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Dari hasil kroscek, SMAN 1 Driyorejo dinyatakan siap melaksanak­an UNBK. Sejak Jumat sekolah tersebut melakukan sinkronisa­si final. ’’ Proctor sekolah telah mengunduh data soal. Kartu peserta UNBK juga telah dicetak,’’ jelas Kasi Pembelajar­an SMA Dispendik Gresik Sugeng Istanto. (mar/c15/dio)

 ?? UMAR WIRAHADI/JAWA POS ?? MASIH RENOVASI: Gedung SMK Muhammadiy­ah 3 Gresik yang akan digunakan untuk unas besok. Sekolah ini menggabung unas ke SMK Al-Azhar.
UMAR WIRAHADI/JAWA POS MASIH RENOVASI: Gedung SMK Muhammadiy­ah 3 Gresik yang akan digunakan untuk unas besok. Sekolah ini menggabung unas ke SMK Al-Azhar.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia