Mbah Moen Berpotensi Absen dalam Muktamar
JAKARTA – PPP kubu muktamar Jakarta mendapat angin segar. Kiai sepuh sekaligus Ketua Majelis Syariah PPP hasil Muktamar Bandung KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) sangat mungkin tidak akan hadir dalam muktamar yang diinisiasi kubu Suryadharma Ali (SDA)-M. Romahurmuziy di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, 8–11 April.
’’Mbah Moen menyatakan tidak akan hadir dalam muktamar Pondok Gede,’’ kata Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz setelah bertemu Mbah Moen di kediaman, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, kemarin (4/4). Pertemuan keduanya berlangsung sekitar tiga jam.
Menurut Djan, tokoh berpengaruh di partai berlambang Kakbah itu tidak hadir karena menjadi salah seorang inisiator muktamar Jakarta. Selain itu, lanjut dia, Mbah Moen kebetulan memiliki acara di Semarang pada 8–9 April.
Pada pertemuan tersebut, Djan didampingi sejumlah pengurus DPP PPP. Sedangkan Mbah Moen didampingi salah seorang kerabatnya, KH Nawawi. Salah seorang putra Mbah Moen, Majid Kamil, menyusul belakangan.
Dihubungi di tempat terpisah, Nawawi tidak membantah bahwa Mbah Moen tidak akan hadir dalam muktamar di Pondok Gede. ’’Jadwal beliau banyak sekali dan itu sudah terjadwal. Apalagi, beliau sudah sepuh. Tapi, lihat perkembangan nanti,’’ tuturnya.
Namun, dia menegaskan, posisi Mbah Moen tetap mengayomi semua pihak. Kepengurusan hasil muktamar Jakarta akan didukung, namun pihak-pihak lainnya juga tetap dirangkul.
Menurut Nawawi, Mbah Moen sempat berpesan kepada Djan agar senantiasa mengedepankan musyawarah. Termasuk, jangan berseberangan dengan pemerintah ketika nanti sudah ada keputusan yang benar-benar tetap. ’’Soal itu, beliau sudah mencontohkan sendiri. Walaupun pernah termasuk yang disakiti pemerintah (zaman Orba, Red), tetapi tetap loyal kepada negara sampai hari ini,’’ tutur Nawawi. (dyn/c10/pri)