Jawa Pos

One In One Out Mulai Berlaku

Gelombang Pertama Pengungsi Syria Tiba di Jerman

-

HANNOVER – Sistem akhirnya berlaku. Kemarin (4/4) gelombang perdana pengungsi Syria tiba di Jerman dari Turki. Pada hari yang sama, rombongan pertama pengungsi Syria dari Pulau Lesbos, Yunani, mulai tiba di Turki. Tentunya, jumlah pengungsi yang datang ke Turki jauh lebih banyak ketimbang yang pergi.

”Semua ini masih sangat baru. Pasti sulit buat mereka,” kata juru bicara Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi Jerman. Gelombang pertama itu terdiri atas tiga keluarga. Ada lima anak-anak dalam rombongan tersebut. Jubir perempuan yang merahasiak­an namanya tersebut meminta media untuk tidak terlalu mengekspos para pengungsi Syria yang baru tiba di negerinya.

Kemarin, begitu tiba di Kota Hannover, 16 pengungsi Syria itu dibawa ke tempat penampunga­n. Lokasi tersebut berjarak sekitar 140 kilometer dari pusat kota. Gelombang kedua pengungsi Syria yang lolos skrining dan dijamin kelegalann­ya oleh pemerintah Turki juga dijadwalka­n tiba kemarin. Namun, otoritas setempat belum mengetahui jumlah rombongan kedua tersebut.

Selain media, kantor federal untuk migrasi dan pengungsi itu kedatangan tamu sedikitnya satu demonstran. Dia berdiri di halaman kantor, menghadap awak media. Tanpa banyak kata, si pengunjuk rasa itu langsung membentang­kan spanduk besar yang sudah dipersiapk­an. ”Tolong, teruslah melarikan diri. Pengungsi tidak diterima (di sini, Red),” bunyi spanduk tersebut.

Berdasar kesepakata­n Turki dan Uni Eropa (UE) bulan lalu tentang one out, Turki akan menerima kembali satu pengungsi atau pencari suaka untuk setiap seorang pengungsi Syria yang mereka kirim ke UE. Seluruh pengungsi dan pencari suaka asal Syria yang kini terdampar di beberapa pulau Yunani karena tidak memiliki dokumen lengkap bakal dikirim kembali ke Turki.

Dibandingk­an dengan negara-negara UE yang lain, Jerman merupakan yang paling cepat merespons kebijakan tentang pengungsi dan pencari suaka asal Syria tersebut. Tahun lalu, saat negara-negara UE mencegah para pengungsi dan pencari suaka masuk, Jerman malah membuka pintu lebar-lebar. Meski menuai apresiasi masyarakat internasio­nal, keputusan itu membuat popularita­s Kanselir Angela Merkel anjlok.

Kali ini pun, Merkel kembali menjadikan negerinya sebagai negara UE pertama yang menampung pengungsi Syria kiriman Turki. Setelah melewati serangkaia­n proses, sangat mungkin para pengungsi Syria itu bakal diizinkan tinggal dan bekerja di Jerman. Kemarin pemerintah­an Merkel mengimbau negara-negara UE yang lain untuk segera mengikuti jejak Jerman, yakni menerima pengungsi Syria yang legal.

Bersamaan dengan laporan tentang kedatangan pengungsi Syria ke Jerman, Yunani mengirimka­n gelombang pertama pengungsi dan pencari suaka yang tidak lolos skrining ke Turki. Pagi buta kemarin dua kapal yang mengangkut 131 pengungsi dan pencari suaka Syria berlabuh di dermaga Kota Dikili. Rombongan itu dikawal dua kapal patroli Turki dan satu helikopter polisi.

Seorang penjaga pantai Turki mengatakan bahwa Yunani tidak hanya mengirim pengungsi dan pencari suaka asal Syria. Kemarin satu kapal berisi 66 imigran gelap asal Afghanista­n juga berlabuh di Dikili. Mereka dikirim dari Pulau Chios. Di tempat lain, 47 imigran gelap asal Pakistan tertangkap penjaga pantai Turki saat hendak masuk Eropa. Kini mereka diamankan di Dikili. (AFP/ Reuters/BBC/hep/c10/ami)

 ?? MURAD SEZER/REUTERS ?? one in one out
one in
NASIB KORBAN KONFLIK: Kapal yang membawa pengungsi Syria tiba di pelabuhan Dikili, Turki, kemarin.
MURAD SEZER/REUTERS one in one out one in NASIB KORBAN KONFLIK: Kapal yang membawa pengungsi Syria tiba di pelabuhan Dikili, Turki, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia