Seorang Ibu Diduga Terjun dari Apartemen
JAKUT – Ketenangan suasana apartemen Park View Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, terusik oleh suara berdebum yang keras. Seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Teni Ros Budiyani diduga terjun dari lantai 9 apartemen itu pada Senin siang (4/4). Belum jelas apakah korban didorong atau terjatuh.
Polisi belum bisa memastikan motif maupun kronologi tewasnya perempuan 34 tahun tersebut. Mereka baru memastikan identitas lengkap perempuan kelahiran Tasikmalaya itu. ’’Korban (Teni, Red) adalah seorang ibu rumah tangga dan ber-KTP Puri Anggrek Blok C 13 Kaladoran, Serang,’’ ucap Kapolsektro Tanjung Priok Kompol Frans Siregar.
Teni ditemukan tewas dengan posisi telentang dan hanya mengenakan bra serta celana dalam. ’’Kami masih memeriksa dua saksi, yakni dua kerabat korban yang juga tinggal di situ,’’ kata perwira dengan satu melati di pundak tersebut. Dua saksi itu adalah Riyani, 36, dan Wulandari Putri, 23.
Seorang saksi bernama Syahdan menyatakan hanya melihat tubuh korban saat meluncur jatuh. ’’ Tapi, tidak ada teriakan,’’ ucap pria 43 tahun yang menjadi tukang ojek tersebut. ’’Lalu, bruk… Korban jatuh telentang. Saya dan warga pun berteriak minta tolong,’’ jelasnya. Dia tidak mengetahui apakah korban bunuh diri atau ada orang yang sengaja mendorong.
Indah, 32, saksi lain, mengaku tak tahu maksud dan tujuan korban terjun dari lan- tai 9. Dia kali terakhir bertemu korban pada Sabtu (2/4). Waktu itu mereka tidak saling tegur. Korban memang dikenal pendiam dan jarang berkomunikasi dengan para penghuni apartemen. ’’Teni orangnya pendiam. Jarang bersosialisasi sama penghuni apartemen lainnya,’’ jelasnya.
Teni ditemukan dengan kondisi mulut menganga dan sikut kanan yang lepas. Pihak kepolisian masih menyelidiki tempat kejadian perkara (TKP). Polisi juga memberikan garis polisi agar warga tidak terlalu mendekat ke TKP dan mengganggu penyelidikan. Polisi menyimpulkan, kasus itu merupakan bunuh diri. Sebab, tidak ditemukan bukti awal pembunuhan.
Sementara itu, menurut psikolog Universitas Indonesia Wita Harun, seseorang dapat mela- kukan bunuh diri tidak hanya karena depresi. Di negara-negara Timur, khususnya Indonesia, lingkungan menjadi faktor kuat yang dapat memicu tindakan mengakhiri hidup sendiri.
Depresi, ujar Wita, dapat mendorong seseorang untuk bunuh diri. Depresi itu bisa jadi tak terlalu berat atau kronis. Namun, ketika seseorang kekurangan solusi atas permasalahan yang dihadapi, depresi bisa menjadi pemantik. ’’Faktor sepele pun bisa memicu,’’ jelasnya saat dikonfirmasi kemarin.
Wita melanjutkan, faktor sepele itu termasuk permasalahan ekonomi atau keluarga. Tahun ini saja, sudah ada tujuh kasus orang yang terjatuh maupun bunuh diri di atas gedung di Jakarta. Itu menandakan, tingkat depresi warga Jakarta masih tinggi. (gum/c5/ano)