Jawa Pos

Menikah, Puluhan Siswa Absen

Hari Pertama Unas, Server Ngadat Terjadi

-

BANGKALAN – Pada hari pertama ujian nasional (unas) tingkat SMA sederajat kemarin (4/4), banyak siswa yang ternyata tidak hadir. Kasus itu terjadi di sejumlah kota di Jatim. Di Bangkalan, misalnya, ada 45 siswa yang tidak mengikuti unas. Mereka gagal mengikuti ujian karena rata-rata beralasan menikah.

Menurut Kepala Seksi Kurikulum SMP, SMA, dan SMK Dinas Pendidikan (Dispendik) Bangkalan Risman Hariyanto, berdasar laporan yang masuk, ada 45 siswa yang tidak mengikuti Unas 2016. Perinciann­ya, 19 siswa SMA, 20 siswa SMK, dan 6 siswa MA.

Risman mengatakan, para siswa itu gagal mengikuti unas dengan alasan bermacam-macam. Namun, alasan terbanyak adalah menikah. ”Alasan menikah sangat tidak kami inginkan, tetapi mau bagaimana lagi?” katanya.

Sementara itu, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Bangkalan Fathorrakh­man menyebutka­n, seorang siswi di sekolahnya tak mengikuti unas. Siswi tersebut termasuk salah satu di antara yang berhenti sekolah menjelang unas karena menikah. Pihaknya tak berdaya untuk mencegah siswi tersebut berhenti sekolah karena menikah atas keinginan orang tuanya.

Menanggapi fenomena siswa menikah menjelang unas, Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad menyayangk­an. ”Saatnya masya rakat bisa mengutamak­an pen didikan anak. Sangat disayangka­n tidak ikut unas karena menikah,” tutur dia. Dia menya- rankan siswa menunda pernikahan hingga unas selesai.

Di Banyuwangi, ada 41 peserta unas yang absen kemarin. Dari jumlah tersebut, 38 siswa dinyatakan DO atau mundur dengan berbagai alasan. Dua siswa sakit dan satu lagi meninggal dunia. Siswa yang sakit diberi kesempatan mengikuti unas susulan pada 11–13 April mendatang.

Kasi SMP dan SMA Dispendik Banyuwangi Sutikno mengatakan, peserta yang absen unas tahun ini lebih sedikit daripada tahun lalu. Pada 2015 tercatat 56 siswa yang tidak hadir. Tahun ini 41 siswa tidak hadir dan 38 di antaranya DO. Siswa DO terbanyak berasal dari SMK, yaitu 20 orang. Lalu, ada 10 siswa SMA yang mengundurk­an diri.

Sutikno membeberka­n, penyebab terbanyak yang membuat siswa mengundurk­an diri adalah mutasi atau pindah ke luar kota mengikuti orang tua. Lalu, beberapa siswa mengundurk­an diri karena menikah. Dua faktor tersebut sebenarnya sudah diupayakan ditekan dispendik.

Tetapi, upaya itu ternyata belum membuahkan hasil maksimal. ”Alasannya masih sama, ada yang keburu-buru menikah. Padahal, kami sudah upayakan berbicara dengan orang tua,” jelas Sutikno.

Di Situbondo, dua siswa mengerjaka­n soal unas di ruang perawatan RSUD dr Abdoer Rahem kemarin. Keduanya berasal dari sekolah berbeda. Arif Purwanto berasal dari MA Miskatul Ulum, Kecamatan Mangaran. Ita Maryana adalah siswa MA Badrul Arifin di Kecamatan Kapongan. Arif dan Ita dirawat karena mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendara­i motor di lokasi berbeda.

Di Kota Kediri, 29 di antara 51 sekolah mengadakan unas berbasis komputer UNBK. Yakni delapan SMA negeri dan 21 SMK. Lantas, 22 sekolah lainnya melaksanak­an unas secara manual, yakni 12 SMA, 5 SMK, dan 5 MA. Di SMK PGRI 2, ada 401 siswa yang mengikuti unas. Satu siswa tidak bisa mengikuti unas hari pertama karena sakit.

Seluruh siswa SMAN 5 (288 orang) juga mengikuti unas hari pertama kemarin. Dua di antaranya harus mengerjaka­n soal di ruang khusus karena sakit. Seorang harus berkursi roda setelah mengalami kecelakaan.

Sementara itu, gangguan teknis terjadi dalam pelaksanaa­n UNBK di Ponorogo. Sebanyak 32 peserta ujian di SMK PGRI 2 tidak dapat mengunduh soal kemarin. Sebab, server lokal puluhan komputer di sekolah itu tiba-tiba ngadat. Akibatnya, koneksi mandek selama sekitar 15 menit.

Kasi SMA-SMK Dispendik Ponorogo Eko Budi Santoso menjelaska­n, pihaknya langsung mengecek ke sekolah saat menerima kabar tersebut. Gangguan terjadi karena server diakses puluhan komputer dalam waktu bersamaan.

”Kejadianny­a sebelum waktu ujian dimulai. Untung akhirnya teratasi sebelum pelaksanaa­n,” katanya.

UNBK di wilayah Pasuruan-Probolingg­o juga diwarnai kendala. Karena server trouble, 40 siswa SMKN 1 Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, harus mengikuti ujian susulan pada 11 April.

Kendala terjadi di dua sekolah, yakni SMKN 1 Prigen dan SMKN 1 Wonorejo. Server bermasalah sehingga soal tak bisa dikerjakan secara online di dua sekolah itu

Di SMKN 1 Wonorejo, server bermasalah sekitar satu jam kemudian. Server baru normal di sesi ketiga. (rus/hud/fre/c1/aif/ rri/baz/mg4/agi/irw/eka/one/ lel/put/mg1/mie/c9/dwi)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia