Jawa Pos

Pernah di Papua, Tak Asing Bertugas di Perbatasan

Letkol Inf Rudi Setiawan, Dansatgas Pamtas Sebatik, Kalimantan Utara

- SABRI, Nunukan

Bertugas di Perbatasan bukan hal baru bagi Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas

Pamtas) Batalyon Yonif 614/Raja Pandita (RJP) Letkol Inf Rudi Setiawan. Berada di daerah yang baru tentu butuh perkenalan lebih dulu. Ingin mengenal siapa sosoknya? Ikuti

liputannya.

JARUM jam menunjukka­n pukul 16.10 Wita. Sesuai janji, Dansatgas Pamtas Yonif 614/RJP Letkol Inf Rudi Setiawan bisa ditemui di Markas Komando (Mako) Satgas Pamtas Yonif 614/RJP di Jalan Fatahillah, Kelurahan Nunukan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara. Rudi Setiawan mengajak berbincang di area terbuka sambil melihat aktvitas anggotanya saat sore.

’’Enak sore-sore di sini tidak sunyi. Banyak warga yang masuk ke markas sambil berolahrag­a. Mungkin, ngobrolnya di luar saja sambil santai-santai,’’ kata Rudi.

Dia kemudian bercerita tentang masa lalunya sebelum bergabung sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebelumnya, dia menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna di Kota Magelang, Jawa Tengah, pada 1996. Rudi kemudian bergabung di akademi militer (akmil) pada tahun yang sama dan menjalani pendidikan selama tiga tahun.

Setelah melalui pendidikan di akmil, Rudi kali pertama ditugaskan di Batalyon 301 Sumedang, Jawa Barat, dengan pangkat letnan dua (letda). Setelah itu, saat berpangkat kapten dan dipindahka­n ke Papua, dia menjadi kepala seksi daerah latihan. Tidak lama di Papua, Rudi kembali dipindahka­n ke Sorong menjadi wakil komandan batalyon (Wadanyon).

Rudi bisa sampai di Kalimantan setelah ditugaskan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dia hanya bertugas selama setahun yang kemudian dipindahka­n ke Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, menjadi Komandan Batalyon (Danyon) 614/RJP.

’’Bertugas di perbatasan tak asing lagi karena mulai Papua hingga Kalimantan daerah yang didapat selalu berada di perbatasan,’’ jelas pria yang hobi berenang itu.

Tiap kali bertugas tentu ada pengalaman tersendiri bagi para TNI. Sama halnya dengan yang dialami Rudi saat bertugas di Papua. Waktu itu dia tengah meninjau beberapa lokasi dengan menggunaka­n helikopter. Namun, saat di tengah perjalanan, ada beberapa kendala yang dihadapi. Dia bersama rekannya terpaksa mendarat darurat di perkampung­an warga. ’’Itulah pengalaman yang tak bisa terlupakan, waktu bertugas di Papua,’’ ungkapnya sambil menawarkan secangkir kopi kepada pewarta harian ini.

Dia menambahka­n, memang ada keturunan TNI dalam keluargany­a. Mulai kakek sampai cucu pasti ada yang menjadi anggota TNI. Menurut dia, di dalam keluargany­a sudah dipastikan ada yang melanjutka­n menjadi tentara. Setelah dirinya, tentu anak pertama Rudi kini sangat berminat untuk bergabung di TNI.

Rudi tentu ingin melakukan yang terbaik sebagai penjaga perbatasan. Apalagi, dia di Batalyon Yonif 614/RJP kali pertama ditugaskan menjadi pengaman perbatasan. Peran prajurit di tiap pos harus solid untuk menjalanka­n visi-misi yang dibawa.

’’ Tiap pasukan di pos harus siap siaga karena tugas di perbatasan yang utama adalah menjaga kedaulatan NKRI,’’ paparnya. (*/eza/JPG/c15/diq)

 ??  ??
 ?? ENAL/RADAR NUNUKAN/JPG ?? DARAH TNI: Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Yonif 614/Raja Pandita Letkol Inf Rudi Setiawan.
ENAL/RADAR NUNUKAN/JPG DARAH TNI: Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Yonif 614/Raja Pandita Letkol Inf Rudi Setiawan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia