Jawa Pos

Platini, Heinze, dan Ulloa pun Disebut

-

Padahal, dengan level kebintanga­nnya, menurut The 18 kemarin (4/4), pada 2015 Messi memperoleh penghasila­n bersih sebesar USD 210 juta (Rp 2,7 triliun). Kekayaan Messi itu melompat tajam ketimbang pada 2014. Diperkirak­an, penghasila­n Messi dari lapangan bola mencapai USD 64,7 juta (Rp 849 miliar) tahun lalu.

Dengan jumlah kekayaan yang sedemikian besarnya, seharusnya pajak yang dibayarkan Messi atas aset-asetnya di Argentina dan Spanyol berbanding lurus. Namun, karena tak mau terganggu urusan pajak, Messi mengakali dengan mendirikan industri fiktif.

Bersama sang ayah, Jorge Horacio Messi, mereka membangun sebuah perusahaan induk Mega Star Enterprise­s. Namun, seiring bocornya Panama Papers ini, diketahui aktivitas bisnis Mega Star yang dikatakan berbasis di Uruguay dan Belize itu adalah fiktif.

Dengan membuat perusahaan fiktif tersebut, kekayaan para pemain sepak bola menjadi aman. Uang yang seharusnya disetorkan menjadi pemasukan negara tak diberikan dengan alasan investasi.

Selain nama Messi, dalam data yang bocor disebutkan mantan Presiden UEFA Michel Platini pernah berhubunga­n dengan Mossack Fonseca pada 2007. Platini meminta Mossack Fonseca membantuny­a dalam proses administra­si perusahaan yang akan didirikann­ya di Panama.

Selain Messi, ada pemain dan mantan pemain asal Amerika Latin lainnya. Yakni, Leonardo Ulloa, Gabriel Heinze, dan Ivan Zamorano.

Dalam Panama Papers, Ulloa disebut punya kaitan dengan dua perusahaan di kawasan Pasifik Selatan, tepatnya di Samoa. Salah satu perusahaan yang ditengarai terkait dengan Ulloa adalah Jump Drive.

Usaha Ulloa tersebut dibantu Jose Manuel Garcia Osuna, seorang pebisnis dan administra­tor sepak bola. Ketika dihubungi, Ulloa menolak dirinya dikatakan terlibat dalam pembuatan usaha fiktif. ’’Saya tak punya hubungan yang baik dengan Osuna saat ini. Dan, saya tak ingin membicarak­annya,’’ ucap striker Leicester City itu. (dra/c17/ham)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia