Jawa Pos

Solid meski Tak Naik

Kadang, bonus menjadi pembakar motivasi pemain untuk tampil mak- simal. Nah, menjelang Euro 2016, Jerman adalah negara pertama yang mengumumka­n besaran bonus dan

-

match fee.

JERMAN mengusung target tinggi. Der Panser –julukan Jerman– berambisi menyamai pencapaian Spanyol yang menjuarai Piala Dunia dan Euro secara beruntun. Untuk merangsang semangat juang pemain, Deutsche Fussball Bund (DFB) mengumumka­n bonus bagi Bastian Schweinste­iger dkk. Jika juara, setiap pemain mendapatka­n EUR 300 ribu atau sekitar Rp 4,4 miliar.

’’Besaran bonus tersebut sudah mendapat persetujua­n dari para pemain senior di skuad kami,’’ tulis DFB dalam pernyataan resmi akhir pekan lalu.

Demi mencapai tujuan tersebut, DFB harus menyiapkan anggaran besar. Sebut saja ketika Spanyol mengawinka­n gelar juara Euro 2008 dan Piala Dunia 2010. Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) menggelont­orkan bonus dengan nominal lebih besar. Jumlahnya bisa dua kali dari saat juara di Euro 2008.

Saat menjadi juara Euro 2008, para pemain Spanyol mendapatka­n bonus EUR 214 ribu (sekitar Rp 3,2 miliar). Nah, ketika merebut trofi Piala Dunia 2010, para penggawa La Furia Roja –julukan timnas Spanyol– membawa pulang EUR 600 ribu atau sekitar Rp 8,9 miliar.

Namun, Jerman punya alasan sendiri. Bonus yang dijan-

EUR

ribu ( 1,5 M) /pemain

EUR

ribu (Rp 2,9 M)

/pemain

Bonus

EUR

ribu (Rp 3,2 M)

/pemain jikan DFB ternyata tidak jauh berbeda dengan saat Der Panser menjadi kampiun Piala Dunia 2014. Bahkan, nominalnya tidak jauh berbeda dengan iming-iming bonus pada Euro 2012.

Dari segi nilai, bonus per pemain bila juara adalah EUR 300 ribu. Apabila di Prancis nanti Jerman hanya bisa bersaing sampai fase grup, tidak akan ada bonus. Jika sampai perempat final, bonusnya hanya EUR 50 ribu (sekitar Rp 748 juta). Jumlah itu bisa menggelemb­ung menjadi EUR 100 ribu (sekitar Rp 1,4

EUR

ribu (Rp 8,9 M)

/pemain

EUR

ribu (Rp 4,4 M)

/pemain miliar) jika melaju ke semifinal. Nah, begitu lolos ke final, uang EUR 150 ribu (Rp 2,2 miliar) sudah ada di tangan.

Baru setelah memastikan diri juara, bonus ditambah EUR 300 ribu per pemain. ’’Bonus ini sama levelnya dengan Euro 2012. Juga sama dengan saat Piala Dunia lalu,’’ ungkap Wakil Presiden DFB Reinhard Grindel.

Padahal, jumlah laga di Euro 2012 tidak sama dengan Euro 2016. Untuk kali pertama, Euro tahun ini me- makai sistem 24 tim. Sebelumnya hanya 16 tim yang berpartisi­pasi. Alhasil, bertahan sampai babak 16 besar dan tersingkir dari fase grup sama-sama tidak ada harganya. Sekalipun laga yang dilakoni lebih banyak. Tiga laga di fase grup dan sekali di 16 besar. Biasanya, untuk melangkah ke perempat final, sebuah tim hanya perlu melakoni tiga pertanding­an.

Perundinga­n terkait dengan bonus dilakukan begitu anak asuh Joachim Loew tersebut menuntaska­n dua laga uji coba. Yakni, melawan Inggris (26/3) dan Italia (30/3). Pertemuan itu melibatkan Grindel, Sekjen DFB Friedrich Curtius, dan Schweinste­iger sebagai wakil pemain.

Hasilnya, semua sepakat dengan penggunaan paket bonus seperti yang diterapkan sejak Euro 2012. ’’Bukan soal jumlah uang yang jadi motivasi para pemain kami, melainkan apa yang bisa mereka tunjukkan di atas lapangan,’’ kata Grindel.

Manajer Timnas Jerman Oliver Bierhoff memastikan tidak akan ada intrik di balik tidak adanya penambahan jumlah bonus itu. Bierhoff berani menggarans­i demikian karena berkaca pada Piala Dunia 2014. Tidak satu pun pemain Jerman mengeluhka­n bonus yang tidak meningkat.

’’Sama dengan tahun-tahun lalu, pemain lebih fokus dengan penampilan mereka sendiri. Ini tandanya antara kedua pihak (DFB dan skuad Jerman) ada rasa saling menghormat­i satu sama lain. Modal yang bagus untuk menghadapi tantangan di masa depan,’’ kata Bierhoff. ( ren/ c17/ca)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia