Jawa Pos

Ducati Memang Butuh Rider Top

Marquez Menang Pertama Tahun Ini

-

SANTIAGO – Ini bisa jadi ’’gara-gara’’ Jorge Lorenzo. Insiden senggolan antara dua rider Ducati di lap terakhir GP Argentina dini hari kemarin (4/4) tampak sebagai buntut pamer kehebatan antara Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso. Tujuannya, mengamanka­n satu kursi balap di pabrikan Italia tersebut musim depan.

Seperti yang sudah menjadi berita besar sejak akhir musim lalu, Ducati tengah getol mendekati Lorenzo untuk direkrut sebagai pembalap utama tahun depan. Jika juara bertahan asal Yamaha itu berhasil dibujuk dan menandatan­gani kontrak dengan Ducati, salah seorang –Iannone atau Dovizioso– sudah pasti tergusur.

Bahkan, kabarnya, Ducati juga sedang merayu Marc Marquez (Honda) dan Maverick Vinales (Suzuki) jika Lorenzo memilih bertahan di Yamaha. Itulah yang membuat duo Andrea berduel mati-matian pada balapan kemarin.

Mereka lupa bahwa ini masih pagi, baru seri kedua. Alhasil, berkat senggolan itu, podium 2 dan 3 yang sudah di depan mata musnah saat di tikungan penghabisa­n.

’’Mencoba menyalip dengan cara ekstrem di tikungan terakhir memang 1. Marc Marquez, Repsol Honda 2. Valentino Rossi, Movistar Yamaha 3. Dani Pedrosa, Repsol Honda 4. Eugene Laverty, Aspar-Ducati 5. Hector Barbera, Avintia-Ducati bagus jika Anda akan memenangi balapan terakhir Anda (pada akhir musim),’’ keluh Sporting Director Ducati Paolo Ciabatti kepada Crash.

Iannone dianggap biang kesalahan. Dia mendapat ganjaran atas aksi berbahayan­ya di GP Argentina. Penaltinya adalah mundur tiga posisi saat start di GP Austin, Amerika Serikat, akhir pekan ini plus satu penalti poin.

Dia mengakui kesalahann­ya dan sudah meminta maaf kepada Dovizioso atas kesalahan konyolnya itu. ’’Aku sudah menghadap Tapi, tentu aku akan meminta maaf kepada Andrea. Untung, aku punya hubungan baik dengan dia,’’ katanya sebagaiman­a dilansir

Meski begitu, Dovi belum begitu saja menerima penyesalan rekan setimnya tersebut. Sebab, dia kehilangan 20 poin yang sangat berharga dalam persaingan menuju juara dunia. Seandainya sukses finis Dovi akan bertengger (Lima Besar) 34 menit 13,628 detik

+7,679 detik

+28 100 detik

+36 542 detik

+36,711 detik di posisi kedua klasemen dengan selisih satu poin saja dari Marquez.

’’Ketika harus kehilangan poin dalam situasi seperti ini, rasanya itu tidak bisa diterima,’’ katanya. Meski motornya terseret sampai ke gravel, Dovi akhirnya bisa mengamanka­n tiga poin, finis di posisi ke-13. Pembalap Italia tersebut berhasil mendorong motornya sambil berlari menuju garis finis!

Insiden tersebut benar-benar mengonfirm­asi bahwa Ducati memang butuh

top untuk naik ke level juara dunia. Untuk itu, mereka memerlukan pengalaman seorang juara dunia.

Pada balapan kemarin, Marc Marquez memenangi balapan untuk kali pertama musim ini. Performa motornya membaik ketika dia mengganti motor, sebagai syarat wajib balapan, di lap kesembilan. Sementara itu, Rossi mendapat berkah dengan finis

akibat insiden yang melibatkan duo Ducati. (cak/c5/nur)

 ?? NICOLAS AGUILERA/EPA ?? race direction.
runner-up,
Crash.
rider
runner-up SALING JEGAL: Pembalap Ducati Andrea Iannone (kiri)
malah bertabraka­n dengan rekan setimnya, Andrea Dovizioso, di tikungan terakhir pada lap terakhir
MotoGP Argentina dini hari kemarin WIB.
NICOLAS AGUILERA/EPA race direction. runner-up, Crash. rider runner-up SALING JEGAL: Pembalap Ducati Andrea Iannone (kiri) malah bertabraka­n dengan rekan setimnya, Andrea Dovizioso, di tikungan terakhir pada lap terakhir MotoGP Argentina dini hari kemarin WIB.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia