Pintu Air Ganggu Pengguna Jalan
PEMBANGUNAN Jalan Dukuh Gendong, Kecamatan Benowo, hingga Jalan Kauman, Kecamatan Pakal, rampung. Tidak ada lagi bopeng dan lubang di jalan tersebut. Pemkot juga telah meninggikan jalan dan saluran agar air tidak lagi menguasai jalan kala hujan. Meski begitu, pengerjaan jalan itu menyisakan masalah lain. Pintu air yang dibangun di sisi timur jalan nyatanya mengganggu pengendara.
Pengendara dari arah utara dan Gresik tampak melaju zig-zag di sekitar Jalan Dukuh Gendong. Pintu air selebar sekitar setengah meter itu menghalangi jalan. Letak pintu air tersebut terlalu menjorok ke sisi barat atau ke badan jalan. Pengendara berusaha menghindar karena tidak ingin jatuh. Bukan hanya pengendara sepeda motor, melainkan pengendara mobil juga tampak hati-hati.
Suharyanto, 43, warga Kandangan, yang melintas merasakan hal serupa. Posisi pintu air itu, menurut dia, sangat mengganggu pengendara. ”Saya tiap hari ke Gresik. Kalau malam, bahaya banget,” jelasnya kemarin (4/4). Meski dicat dengan warna oranye terang, posisinya tetap membahayakan.
Berdasar pantauan Jawa Pos, ada delapan pintu air di sepanjang jalan tersebut. Dulu pintu air terbuat dari kayu serta dioperasikan secara manual. Pintu air itu berfungsi untuk mengalihkan air dari Kali Lamong ke arah tambak. Setiap anak Kali Lamong meluap, Jalan Kauman hingga area Dukuh Gendong terendam.
Pintu air darurat yang sudah dibangun warga kala itu tidak cukup untuk mengurangi genangan air ke jalan. DPUBMP langsung memperbaiki pintu air setelah proyek jalan rampung.
Lurah Romokalisari Djoni Heriwahyudi tidak menampik kondisi itu. ”Memang letaknya agak masuk ke jalan. Akan kami usulkan perbaikan,” ujarnya.
Terlebih, PJU (penerangan jalan umum) yang ada tidak cukup menerangi jalan. Apalagi mayoritas lahan di kanan dan kiri jalan merupakan tambak kosong. ”Kalau bisa, ada tandanya biar semua lebih awas,” harapnya. (bir/c6/nda)