Implementasi Aksi GBL
SETELAH meraih pencapaian dalam catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) dalam Aksi GBL (Gerakan Budaya Literasi) pada 29 Januari 2016 dan dilanjutkan dengan launching Aksi GBL oleh Bupati Sidoarjo Bapak H Saiful Ilah SH MHum pada 28 Maret 2016, tiba gilirannya kini untuk mengimplementasikan Aksi GBL tersebut dalam dunia persekolahan. Ada beberapa aktivitas yang akan dilakukan selama satu tahun ke depan (April 2016 sampai Maret 2017) sebagai langkah kepeloporan. Dikatakan demikian karena kita berharap setelah kerja sama dengan Jawa Pos selesai, kami tidak ingin Aksi GBL itu juga berhenti, tetapi sekolah tetap melanjutkannya dengan cara dan inovasi sekolah masing-masing.
Pertama, kepada peserta didik di sekolah dibagikan buku progress report GBL. Buku itu digunakan siswa dalam meresume hasil bacaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara membuat resume yang benar, termasuk cara mengutip dan menulis sumber bacaan. Selain itu, estetika penulisan seperti kerapian dan kerajinan serta kemampuan peserta didik untuk menulis hal esensial menjadi poin utama.
Kedua, pelatihan membaca cepat ( speed reading). Agar aktivitas membaca bisa efektif, guru dan siswa dibekali kecakapan membaca yang efektif. Membaca harus mengerti atas apa yang dibaca. Membaca yang tidak mengerti atas apa yang dibaca sama halnya dengan membaca tetapi tidak mengerti.
Ketiga, lomba insan pelopor Aksi GBL. Kita berupaya dengan Aksi GBL ini akan lahir pelopor-pelopor GBL di lingkungannya masing-masing. Insan pelopor akan kami cari, dorong, dan bentuk dari Aksi GBL. Insan pelopor bisa berasal dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, atau masyarakat luas yang memang memiliki jiwa kepeloporan dalam Aksi GBL. Insan pelopor tentu orang-orang yang telah memiliki kebiasaan untuk menjadi contoh dan memberikan contoh dalam kegiatan membaca dan menulis.
Keempat, seminar tentang GBL. Kegiatan itu bertujuan menampilkan pengalaman terbaik ( best practice) dari sekolah yang telah melaksanakan Aksi GBL dengan bagus berikut beragam inovasinya. Selain itu, perlu dihadirkan pakar literasi untuk memberikan motivasi dan sentuhan baru bagi civitas sekolah agar lebih inovatif dan kreatif dalam melaksanakan Aksi GBL.
Kelima, melakukan studi visit ke mancanegara yang lebih dahulu maju melaksanakan GBL. Aktivitas itu penting sebagai benchmark agar Aksi GBL yang dilakukan di sekolah-sekolah Sidoarjo, Jatim, Indonesia, lebih baik dan inovatif setara dengan negara-negara maju yang telah membudayakan literasi dengan baik. *) Kepala Bidang Pendidikan Menengah
Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo