Jawa Pos

Bahaya Laten Isu Rasis

-

TERKAIT proses pilkada DKI Jakarta, bermuncula­n isu rasis yang sudah tentu berpotensi membuka luka lama. Trauma pun bisa kambuh lagi bagi korban tragedi kerusuhan yang pernah terjadi. Hal ini sangat disayangka­n. Sebab, seharusnya segenap masyarakat DKI Jakarta bisa menjadi teladan yang baik bagi proses demokrasi yang sedang berkembang di negeri ini.

Jika proses demokrasi di DKI Jakarta sampai ternoda oleh masalah rasis, efek dominonya bisa meluas ke daerah-daerah lain. Jika ditamsilka­n, DKI Jakarta bagaikan lokomotif yang bergerak terdepan, sedangkand­aerah-daerahlain­ibarat gerbong-gerbong yang bergerak mengikuti lokomotif. Jika lokomotif terperosok, seluruh gerbong bisa ikut-ikutan terperosok.

Dalam proses demokrasi, layak diingatkan bahwa isu rasis bisa menjadi bumerang. Artinya, bisa berbalik arah dan menghantam telak pihak yang melemparka­nnya. Alihalih ingin mendapatka­n simpati rakyat dengan melemparka­n isu rasis, justru rakyat akan semakin antipati. Sebab, logika rakyat selalu mengutamak­an keamanan dan kenyamanan tanpa terusik masalah rasis.

Dengan kata lain, rakyat akan mendukung kandidat yang rentan menjadi korban isu rasis daripada mendukung kandidat yang suka melemparka­n isu rasis. Sebab, jika sampai terjadi kerusuhan beraroma rasis, rakyatlah yang paling menderita dibanding elite politik dan elite ekonomi. Cukup Cerdas

Kini masyarakat Indonesia, terutama yang ada di DKI Jakarta, sudah cukup cerdas dalam menyikapi berbagai isu. Mereka pun tentu tidak mudah memercayai isu rasis. Karena itu, jika masih ada pihak yang mempermain­kan mereka dengan isu rasis, tentu mereka akan semakin antipati.

Bagi masyarakat DKI Jakarta yang cukup cerdas, tentu mereka juga sudah mahir memakai logika, termasuk logika politik. Misalnya, mereka kini sangat mengerti bahwa isu rasis sengaja diembuskan pihak yang ingin menyudutka­n etnis tertentu dan jika terjadi kerusuhan berharap akan mendapat keuntungan politik. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kemanusiaa­n dalam arti luas.

Isu rasis pasti sengaja dilemparka­n untuk menikam lawan politik. Maka, sangat mungkin masyarakat yang cukup cerdas justru akan semakin simpati kepada pihak yang hendak ditikam. Oleh karena itu, pihak yang melemparka­n isu rasis perlu segera belajar lagi masalah sosial politik dan demokrasi. Sangat Berbahaya

Data-data empiris membuktika­n bahwa isu rasis selalu berbahaya untuk dibiarkan berkembang di tengah masyarakat pluralis seperti masyarakat DKI Jakarta. Jika pemerintah tidak merespons secepatnya, bukan tidak mungkin mereka akan ikut menjadi korban. Misalnya, pemerintah dinilai sengaja membiarkan terusiknya kenyamanan dan keharmonis­an masyarakat.

Selain itu, media massa sebagai salah satu pilar demokrasi selayaknya turut serta melenyapka­n isu rasis dengan cara mewawancar­ai tokoh-tokoh masyarakat yang sama-sama berkomitme­n terhadap keamanan dan kenyamanan DKI Jakarta. Terutama, selama proses pilkada berlangsun­g.

Bagi aparat penegak hukum, sepatutnya mereka berusaha serius melakukan proses hukum bagi siapa pun yang sengaja melemparka­n isu rasis. Dalam hal ini, yang jelas-jelas telah terbukti menyebarka­n isu rasis layak diproses sesuai hukum yang berlaku. Efek Domino

Efek domino isu rasis yang beredar menyertai proses pilkada DKI Jakarta tidak bisa diremehkan, terutama bagi pemerintah. Sebab, jika isu tersebut sampai berkembang dan menjelma menjadi aksi-aksi destruktif dan anarkistis, tentu citra pemerintah yang identik dengan citra bangsa dan negara bisa rusak.

Tidak menutup kemungkina­n isu rasis bakal menjalar ke daerahdaer­ah lain jika dibiarkan berkembang menjadi aksi-aksi negatif. Sebab, sebagian besar warga Jakarta merupakan pendatang dari daerahdaer­ah lain.

Kerusuhan besar pada pertengaha­n Mei 1998 di Jakarta dan Solo jangan sampai terulang lagi. Kini, sebagian masyarakat semakin cemas sambil terbayang lagi kerusuhan tersebut. Selain itu, kini kalangan investor pun dilanda kecemasan terkait merebaknya isu rasis di Jakarta. Sebab, mereka masih trauma terhadap kerusuhan besar yang terjadi pada 1998 lalu.

Karena itu, pemerintah dan semua lapisan masyarakat layak mengutuk isu rasis agar tidak berkembang liar dan menimbulka­n efek domino secara nasional. Bangsa dan negara kita harus diselamatk­an dari bahaya laten isu rasis sebagaiman­a bangsa dan negara lain yang kini sudah maju dan sangat menabukan isu rasis. Termasuk isu rasis yang muncul dalam stadion ketika berlangsun­g pertanding­an bola.

Untuk konteks Indonesia yang sedang berproses menjadi negara demokratis dan maju, munculnya isu rasis sangat memalukan. Seperti dorongan menuju kemunduran atau menolak untuk maju. Jangan sampai kerusuhan rasis terjadi lagi dalam pesta demokrasi yang seharusnya berlangsun­g menyenangk­an bagi semua pihak.

ASMADJI AS MUCHTAR*

*Wakil Rektor III Universita­s Sains Alquran Wonosobo, Jawa Tengah

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia