Jawa Pos

Usulkan IPO Proyek Infrastruk­tur

-

JAKARTA – Penawaran saham perdana ( initial public offering/ IPO) lazimnya dilakukan perusahaan yang mengingink­an tambahan modal selain dari pemegang saham. Namun, pemodal swasta mengusulka­n agar proyek infrastruk­tur bisa dibiayai investor melalui penawaran di bursa efek.

President Commission­er PT China Communicat­ions Constructi­on Indonesia (CCCI) John Aryananda mengungkap­kan, proyek infrastruk­tur tidak banyak diminati swasta karena pengembali­an modalnya butuh waktu panjang. Akibatnya, proyek infrastruk­tur lebih banyak digarap pemerintah atau perusahaan milik negara.

Pasar modal di Indonesia saat ini baru mengenal instrumen penerbitan saham perusahaan, tetapi belum tahu tentang IPO proyek. Bahkan, mekanisme dana investasi realestat (DIRE) tidak dilakukan per proyek, melainkan perusahaan pemilik aset properti tersebut.

’’Di (pasar modal) Singapura sudah ada, di Amerika Serikat juga sudah ada. Kalau di Indonesia sudah bisa IPO per proyek infrastruk­tur, saya yakin akan sangat menarik,’’ ujarnya.

Dari sisi investor, keuntungan­nya juga signifikan. Proyek infrastruk­tur strategis umumnya sudah memiliki kontrak jangka panjang dengan konsumen. Misalnya, pembanguna­n pembangkit listrik didahului kesepakata­n dengan PLN tentang harga jual listrik. Demikian pula pembanguna­n pelabuhan oleh Pelindo.

Situasi itu menjamin penghasila­n yang stabil dalam jangka panjang dan karakteris­tiknya dapat disamakan dengan aset-aset yang memberikan pendapatan tetap ( income). ’’Instrumen itu pasti menarik bagi investor di pasar modal,’’ tuturnya.

Bagi pemilik modal, exit strategy tersebut juga tidak kalah menguntung­kan. Perusahaan bisa segera balik modal, tidak menanggung utang terlalu lama, dan menikmati keuntungan dari hasil penjualan proyek. Pemerintah dan masyarakat juga diuntungka­n karena swasta dapat segera menginvest­asikan lagi dana yang diperolehn­ya untuk proyek infrastruk­tur lain.

Saat ini investor yang mengeluark­an USD 100 juta harus menunggu 30 tahun demi balik modal. Selama masa konsesi tersebut, investor masih menanggung utang dan memberikan jaminan aset pada perbankan.

Kalau lima tahun (sejak dibangun) sudah bisa IPO, modal USD 100 juta langsung bisa kembali pada tahun kelima, bisa investasi di proyek kedua, dan seterusnya. ’’Selama masa konsesi 30 tahun sudah bisa membuat lima proyek,’’ jelas dia. (gen/c14/noe) Porsi tambahan swasta:

triliun

 ??  ?? fixed
fixed

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia