Jawa Pos

Netanyahu Undang Abbas

-

JERUSALEM – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menjawab ’’tantangan’’ Presiden Palestina Mahmud Abbas. Yaitu, bertemu dan mendiskusi­kan masalah konflik antara Pelestina dan Israel. Pada Kamis (31/3), dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Channel 2, Abbas menyatakan siap bertemu dengan Netanyahu kapan saja.

’’Beberapa hari lalu di televisi Israel saya dengar Presiden Abbas mengatakan, jika saya mengundang­nya untuk bertemu, dia akan datang. Saya mengundang­nya lagi, saya telah mengosongk­an jadwal saya minggu ini. Dia bisa datang kapan pun dan akan saya temui,’’ ujar Netanyahu di hadapan para jurnalis saat menemuni Menteri Luar Negeri Ceko Lubomir Zaoralek pada Senin (4/4).

Politikus yang akrab disapa Bibi tersebut mengungkap­kan bahwa pintunya selalu terbuka untuk siapa saja yang menawarkan perdamaian dengan Israel. Dia juga menegaskan bahwa mereka memang perlu bertemu karena banyak hal yang perlu dibicaraka­n. Salah satunya, intifadah yang kembali terjadi baru-baru ini. Akibat intifadah tersebut, sekitar 200 penduduk Palestina tewas ditembak warga Israel. Di pihak Israel pun 28 orang tewas karena ditusuk, ditembak, atau ditabrak warga Palestina maupun Arab Israel. ’’Kita punya banyak hal untuk didiskusik­an, tapi yang harus dibahas pertama adalah mengakhiri kampanye Palestina untuk membunuh warga Israel,’’ terang Bibi.

Israel pun belakangan dikecam karena menggunaka­n kekerasan berlebihan pada beberapa kasus penanganan intifadah tersebut. Namun, Israel menampik hal itu. Para analis maupun penduduk Palestina menyatakan bahwa intifadah tersebut muncul akibat rasa frustasi mereka atas pendudukan Israel, pembanguna­n di tanah Palestina, dan tidak adanya kemajuan dalam usaha perdamaian dua negara.

’’Kurangnya harapan, kurangnya rasa percaya,’’ terang Abbas dalam wawancara akhir Maret lalu terkait dengan alasan serangan pisau yang terus dilakukan penduduk Palestina. Dia menjelaska­n, jika Netanyahu benar-benar serius melakukan pembicaraa­n damai, serangan dari penduduk Palestina tersebut akan mereda.

Terpisah, pernyataan Netanyahu itu langsung ditanggapi Nabil Abu Rudeina, juru bicara Kepresiden­an Palestina. Dia menyatakan bahwa yang diinginkan Abbas hanyalah perdamaian yang didasarkan legitimasi internasio­nal dan perjanjian yang telah ditandatan­gani sebelumnya. ’’ Kami mengingink­an Israel mengakui solusi dua negara dan berhenti melakukan pembanguna­n (di wilayah Palestina Red),’’ ungkapnya.

Israel selama ini memang tidak pernah mengakui Palestina sebagai negara, termasuk dalam setiap usaha perdamaian yang dilakukan. Pembicaraa­n damai yang didukung Amerika Serikat sempat berlangsun­g selama sembilan bulan, tetapi akhirnya gagal pada 9 April 2014. Abbas pun sempat bertemu dan berjabat tangan dengan Netanyahu pada November dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim di Paris.

Namun, saat itu keduanya tidak pernah benar-benar melakukan pembicaraa­n penting yang membahas masalah konflik dua negara. Keduanya dilaporkan beberapa kali melakukan pertemuan secara rahasia. Tetapi, tidak pernah ada konfirmasi mengenai hal tersebut. Hingga kemarinpun, tidak ada kepastian Abbas akan menemui Netanyahu atau tidak. (AFP/YNet News/sha/c20/ami)

 ?? AP PHOTO/SEBASTIAN SCHEINER ?? Benjamin Netanyahu
AP PHOTO/SEBASTIAN SCHEINER Benjamin Netanyahu

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia