Tomcat Mewabah, 21 Warga Jadi Korban
MOJOKERTO – Pascapanen raya, warga Mojokerto diimbau untuk berhati-hati dengan kemunculan serangga yang dapat membahayakan kesehatan. Dalam sepekan, tomcat atau kumbang rove menyerang warga di Kecamatan Ngoro, Mojokerto.
Sedikitnya 21 warga mengalami gatalgatal di beberapa bagian tubuh dan kulit melepuh akibat sengatan binatang itu. Sebagian besar korban adalah karyawan PT Dwi Prima Sentosa (DPS), perusahaan yang memproduksi sepatu di Desa Sedati, Kecamatan Ngoro.
Sebagian besar racun tomcat mengenai kulit tangan, kaki, dan leher sehingga melepuh dan mengeluarkan cairan. Para korban juga mengalami demam tinggi selama beberapa hari. Akibatnya, selama tiga hari, 21 warga harus dirawat di puskesmas dan rumah sakit terdekat.
’’Sejak dua hari lalu memang sempat heboh. Ada puluhan karyawan pabrik yang terserang tomcat,’’ terang Ahmad, 31, salah seorang warga, kemarin (5/4).
Beberapa tahun lalu, tomcat pernah mewabah di wilayah Kabupaten dan Kota Mojokerto. Hewan tersebut biasa menyebar di permukiman dan sekolah serta menyerang anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut Ahmad, atas kejadian itu, warga dilanda keresahan. Sebab, serangan tomcat sudah masuk dalam kategori wabah.
Kekhawatiran warga bertambah setelah kumbang tersebut dengan cepat beterbangan dan menyerbu perkampungan. ’’Kalau ada binatang itu, biasanya saya semprot dengan obat nyamuk. Sebab, saya khawatir anak-anak digigit,’’ ujarnya.
Kendati tomcat berukuran kecil, kulit yang tersengat akan langsung terasa gatal, panas, dan melepuh. Apalagi orang yang awam biasanya menggaruk bagian yang terasa panas dan gatal. Padahal, garukan tersebut dapat berdampak fatal, yaitu mengakibatkan iritasi parah pada kulit.
Eri Erawati, warga lain, menuturkan, wabah tomcat itu memang belum lama terjadi. Namun, dampaknya sudah dirasakan warga. ’’Khawatir nanti anakanak dan warga terserang. Apalagi kami belum tahu cara mencegah dan mengatasi sengatan tomcat,’’ tuturnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Ngoro dr Bimayanti Pratiwi membenarkan bahwa tomcat sudah menyerang puluhan orang. ’’Sekitar 2–3 hari lalu puluhan karyawan terserang tomcat. Tetapi, kejadian itu terjadi di dalam lingkungan pabrik, bukan di permukiman,’’ katanya kemarin.
Dia menjelaskan bahwa leher, lengan, dan badan orang yang terserang tomcat melepuh sehingga harus mendapat perawatan dan pengobatan. ’’Sekarang kondisi mereka membaik. Lukanya sudah mengering setelah mendapatkan perawatan dokter,’’ terangnya.
Meski demikian, dia mengklaim hingga kini permukiman warga di Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, masih aman dari serangan tomcat. Sebab, petugas puskesmas telah terjun ke lapangan untuk mengecek langsung serangan tomcat dan kemungkinan adanya warga yang menjadi korban.
’’Kami pastikan aman. Tidak ada yang menyerang warga di sini. Kami sudah cek. Bahkan, minggu kemarin kami juga langsung melakukan fogging,’’ jelasnya.
Bimayanti berharap warga tetap waspada dengan hewan bersayap serta berwarna belang hitam dan merah itu. Dia menyebut, racun tomcat 12 kali lebih mematikan daripada bisa ular kobra. Apalagi, jika masuk peredaran darah, dampaknya bisa fatal.
’’Jika merayap di handuk, baju, seprai, bahkan lantai, segera bersihkan dengan air dan sabun. Sebab, pada saat merayap, dapat mengeluarkan toksin melalui kulit tubuhnya,’’ papar Bimayanti. (ori/ris/c5/dwi)