Azarenka Melawan Kutukan Tanah Liat
MIAMI – Setelah memenangi gelar ketiga tahun ini, yakni di Miami Open (3/4), Victoria Azarenka terus disorot. Dia disebut-sebut petenis terkuat yang paling mungkin menyingkirkan dominasi Serena Williams dari kursi nomor satu dunia. Namun, memasuki rentetan jadwal kompetisi lapangan tanah liat, ekspektasi tersebut mendadak menurun.
Masalahnya, lapangan tanah liat adalah musuh Azarenka. Petenis Belarusia itu belum pernah sekali pun mencuri gelar dalam setiap kejuaraan di atas clay. Prestasi terbaiknya adalah runner-up Madrid Open (2011-2012) dan Italian Open (2013). Dua ajang tersebut berlevel Premier Mandatory atau satu tingkat di bawah grand slam.
Di ajang grand slam tanah liat, yakni Prancis Terbuka, prestasi Azarenka tertinggi adalah perempat final. Yakni, pada 2008 dan 2011. Namun, fakta-fakta tersebut justru membuatnya bersemangat. ’’Justru karena itu aku begitu termotivasi memasuki agenda kompetisi tanah liat,’’ ucapnya dilansir AFP. ’’Aku adalah orang paling depan yang ingin membuktikan anggapan semua pihak itu salah. Semua mengatakan lapangan tanah liat adalah permukaan yang aku benci atau semacamnya. Padahal tidak,’’ tegas pemilik dua gelar grand slam tersebut.
Petenis 26 tahun itu memang tengah dalam konfidensi tinggi. Tiga gelar yang didapat pada 2016 mengantarnya kembali ke peringkat lima dunia. Dalam rilis terbaru WTA Senin lalu, dia naik tiga peringkat.
Azarenka kini juga berada di posisi teratas dalam perebutan tiket menuju ajang WTA Finals di Singapura akhir musim nanti. Dari lima ajang yang diikuti pada 2016, Azarenka telah mengumpulkan 2.930 poin. Angelique Kerber menyusul di belakangnya dengan 2.761 poin. (irr/c15/na)