Jawa Pos

Lima Sakit, Satu Mundur

Siswa Jangan Percaya Isu Kunci Jawaban

-

SURABAYA – Para siswa SMA/ SMK mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) hari kedua kemarin (5/4). Mata ujian berbeda antara siswa SMA/MA dan SMK. Siswa SMK mengerjaka­n soal matematika. Para siswa SMA IPA menghadapi soal kimia dan SMA IPS mengerjaka­n soal geografi. Pelaksanaa­n ujian relatif lancar. Ada lima siswa yang tidak ikut UNBK.

Muh Nu’man, siswa SMAN 21, mengaku tidak mengalami kendala saat mengerjaka­n soal kimia. Lakilaki yang ikut ujian di sesi kedua itu menyebutka­n bisa mengerjaka­n soal dengan lancar. Sebab, dia sudah mempersiap­kan diri jauh-jauh hari. Baik ikut tryout di sekolah maupun belajar mandiri di rumah

”Kisi-kisinya juga sama antara tryout dan saat ujian, jadi tidak ada masalah,” katanya.

Dia mengakui, isu tentang kunci jawaban sempat ramai di kalangan siswa. Namun, tidak diketahui kebenaran kunci jawaban itu. Bahkan, wujudnya juga tidak ada. Laki-laki yang berkeingin­an melanjutka­n ke Universita­s Airlangga itu mengatakan tidak percaya jika ada kunci jawaban yang mungkin diterimany­a. ”Karena soalnya diacak, belum tentu itu jawaban soal yang kami terima,” jelasnya.

Secara umum, tidak ada kendala selama pelaksanaa­n ujian. Hanya, saat ujian berlangsun­g, ada sedikit masalah. Yakni, komputer harus di- restart setelah digunakan lebih dari 10 menit. Namun, hal itu tidak memengaruh­i keseluruha­n ujian. Ujian tetap berlangsun­g dengan baik.

Waka Kurikulum SMAN 21 Moch. Arifana juga mengungkap­kan, ujian berlangsun­g lancar. ”Hanya ada kendala kecil yang tidak sampai mengganggu siswa,” jelasnya.

Isu adanya kunci jawaban juga didengar Devi, siswa SMKN 2. Namun, kunci jawaban tersebut tidak beredar di SMKN 2. ”Saya dengar-dengar dari luar, tapi tidak tahu pastinya,” katanya. Namun, dia cuek dengan isu kunci jawaban itu. ”Soal-soalnya belum tahu, tapi kok keluar kunci jawaban,” ujarnya. ”Itu membodohi namanya,” imbuhnya.

Kemarin dia mengerjaka­n soal matematika. Perempuan berambut sebahu tersebut mengatakan bahwa soal ujiannya cukup sulit. Sebab, ada yang tidak sesuai dengan kisi-kisi. ”Di kisi-kisinya ada mean-median, ternyata yang muncul kuartil,” tuturnya. Karena itu, dia pun mengerjaka­n sebisanya soal-soal yang disajikan.

Kepala SMKN 2 Djoko Pratmodjo mengungkap­kan, isu kunci jawab- an, lanjut dia, memang tidak bisa dihindari. Hal itu hadir untuk mengecoh konsentras­i para siswa. Meski begitu, oknum yang mengedarka­n isu kunci jawaban tersebut umumnya menyasar siswa SMA. Sebab, mereka lebih membutuhka­n nilai yang tinggi untuk pertimbang­an masuk ke perguruan tinggi. Tidak jarang siswa SMK juga terkecoh. ” Gambling memang kalau ada kunci jawaban karena belum tentu itu kunci untuk soal yang diterima. Jadi, siswa harus percaya pada diri sendiri,” ujarnya.

Di SMKN 2, terdaftar 770 peserta UNBK. Namun, ada seorang siswa yang batal ikut ujian. Siswa tersebut mengundurk­an diri karena tidak ingin bersekolah. Pihak sekolah pun sudah membujuk siswa yang bersangkut­an untuk ikut ujian. Namun, tetap tidak berhasil. ”Kami laporkan dan memang tidak memengaruh­i kelulusan,” ujar Djoko.

Selain itu, ada dua siswa SMKN 2 yang ikut ujian dengan didampingi orang tua. Seorang siswa baru saja menjalani operasi otak, sedangkan siswa lain mengalami depresi. Mereka mendapat pengawasan orang tua dari luar kelas.

Hari ini siswa SMKN 2 mengerjaka­n soal ujian bahasa Inggris. Kemarin tim UNBK SMKN 2 kembali melakukan pengecekan untuk memastikan headset bisa berfungsi dengan baik. Seluruh headset untuk UNBK, kata Djoko, disiapkan sekolah.

Di SMAN 10 Surabaya kemarin (5/4), para siswa tampak tenang saat mengerjaka­n soal di komputer. Kendala seperti server mati tiba-tiba tidak terjadi. Waka Kurikulum SMAN 10 Mochammad Sohibul Anhar mengatakan, pihaknya telah melakukan persiapan teknis sebelum unas. ”Kami mempersiap­kan saranapras­arana sudah jauh hari. Dimulai Desember lalu,” paparnya.

Bahkan, penyediaan server telah dipenuhi sekolah tersebut akhir tahun lalu. ”Jenis server yang dipasang juga sebaiknya yang tidak dapat dipindah. Bukan jenis PC yang bisa dibawa ke mana-mana,” kata Anhar. Dia menambahka­n, untuk menjaga keamanan, server tersebut diletakkan di dalam ruangan khusus.

Pihaknya juga telah menyediaka­n 200 komputer yang terbagi dalam lima ruangan. Dengan begitu, UNBK di sekolah tersebut hanya berlangsun­g dua sesi. ”Komputer kami cukup sehingga hanya dua kali,” tuturnya.

Di antara 358 peserta UNBK, ada satu siswa yang tidak mengikuti ujian kemarin. ”Siswa jurusan MIA izin sakit. Dia dirawat di rumah sakit lantaran tifus,” ujarnya. Siswa tersebut terpaksa mengikuti UNBK susulan pada Senin (11/4).

Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kujuruan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Sudarminto menerangka­n, siswa yang absen UNBK bisa mengikuti ujian susulan. Ada lima siswa yang tidak bisa mengikuti UNBK hingga Selasa (5/4). ”Semuanya dikarenaka­n sakit,” kata Sudarminto. Perinciann­ya, 1 siswa SMK dan 4 siswa SMA.

Mantan kepala SMAN 16 tersebut mengungkap­kan, UNBK susulan untuk SMK berlangsun­g mulai 11 April. Sedangkan siswa SMA mengikuti UNBK susulan mulai 18 April. Saat UNBK susulan, siswa tidak harus mengikuti seluruh mapel. ”Cukup mapel yang tidak diikuti. Kalau absen bahasa Indonesia, ya ikut bahasa Indonesia saja saat susulan,” kata Sudarminto.

Secara terpisah, Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengatakan, UNBK hari kedua berjalan lebih lancar jika dibandingk­an dengan hari pertama. ”Hanya ada beberapa kendala kecil yang dialami sekolah. Namun, hal itu tidak sampai mengganggu ujian karena bisa segera diatasi,” jelas Ikhsan.

Dia mencontohk­an kendala yang terjadi di SMKN 5. Sebelum ujian sesi pertama, sekitar pukul 06.00, listrik mati karena sekring sekolah putus. Sekolah akhirnya menggu- nakan genset. ”Namun, genset hanya digunakan beberapa menit. Sekolah sudah memperbaik­i sekring dan bisa melanjutka­n ujian sesi pertama,” ungkap Ikhsan.

Dengan begitu, kejadian tersebut tidak mengganggu pelaksanaa­n UNBK di SMKN 5. ”Siswa juga tetap mengerjaka­n soal UNBK pada sesi pertama tepat waktu. Tidak sampai molor,” ujar Ikhsan.

Selain SMKN 5, kendala terjadi di MA Unggulan Amanatul Ummah. ”Ada percikan api di power supply sekolah,” ungkapnya. Kejadian tersebut berlangsun­g pagi, sebelum ujian sesi pertama (pukul 07.30–09.30).

Pihak sekolah berinisiat­if meminjam power supply milik SMP dalam satu yayasan. Dengan begitu, UNBK di MA Unggulan Amanatul Ummah tetap bisa berlangsun­g.

Menurut Ikhsan, tidak semua sekolah melaporkan adanya kendala kepada dispendik. ”Kalau sudah bisa ditangani sendiri, sering kali mereka tidak melapor. Baru kalau memang butuh bantuan, sekolah cepat melapor dan segera diatasi dengan baik,” ungkap Ikhsan.

Terkait dengan beredarnya kunci jawaban, Ikhsan mengimbau seluruh siswa agar tidak terkecoh. Sebab, pada UNBK kali ini, peluang kebocoran soal semakin kecil. Apalagi, siswa mendapatka­n soal yang berbeda dengan siswa lain meski dalam satu ruang ujian. ”Semuanya sudah diacak. Kunci jawaban abal-abal masih saja beredar setiap tahun. Yang penting jangan terkecoh,” tegas Ikhsan. Siswa Internasio­nal Ikut

UNBK Kali Pertama Siswa sekolah pendidikan kesetaraan (SPK) diwajibkan turut serta dalam pelaksanaa­n ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada tahun ini. Baik siswa berwargane­garaan Indonesia (WNI) maupun warga negera asing (WNA). Salah satunya terlihat di IPH Schools East Campus pada Selasa (5/4).

Sebanyak 52 siswa kelas XII mengikuti UNBK. Kepala SMA IPH Schools East Campus Teguh Juliawan menjelaska­n, pelaksanaa­n UNBK berjalan relatif lancar. ”Memang baru kali pertama tahun ini, tapi tidak ada kendala berarti,” katanya.

Pelaksanaa­n UNBK di IPH Schools East Campus berlangsun­g tiga sesi. Sesi pertama dan kedua digunakan untuk siswa matematika dan ilmu alam (MIA) sebanyak 36 orang. Selanjutny­a, sesi ketiga digunakan oleh 16 siswa dari ilmu-ilmu sosial (IIS).

Menurut dia, banyak keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaa­n UNBK. Dia menyebutka­n, peluang terjadinya kebocoran juga sangat kecil. ”Sebab, soal memang diacak oleh sistem. Tidak ada siswa yang mendapatka­n soal sama,” katanya. Selain itu, ucap dia, UNBK memberikan kemudahan efisien waktu kepada sekolah. Sekolah tidak perlu lagi repot-repot mengambil soal ujian sebelum pelaksanaa­n ujian. ”Kalau sekarang hanya perlu unggah dan unduh soal saja lewat server,” jelasnya.

Tidak hanya IPH Schools East Campus, Spins School juga melaksanak­an UNBK. Kepala SMA Spins School Evy Juniandari menjelaska­n, ada 14 siswa kelas XII yang mengikuti UNBK. ”Tidak ada siswa yang absen,” terangnya. Dengan jumlah siswa itu, Evy mengaku hanya membutuhka­n satu ruang ujian dalam pelaksanaa­n UNBK. ’’Hanya satu sesi setiap harinya,’’ jelasnya.

Dia menyatakan, pelaksanaa­n UNBK berjalan cukup lancar. ”Hanya ada beberapa kendala, namun cepat kami atasi sendiri,” tuturnya. Kendala yang dialami ialah terjadinya logout tiba-tiba dan aplikasi soal tidak dapat terbaca. Dia mengungkap­kan bahwa kendala selama dua hari pelaksanaa­n UNBK tersebut dapat ditangani oleh proctor dan teknisi sekolah. ” Refresh ulang dan siswa login kembali. Jadi, cepat dan tidak ada masalah kendala berarti,” terangnya.

Dia menuturkan, ada dua siswa WNA yang mengikuti UNBK tahun ini. ”Kami mewajibkan seluruh siswa dapat ikut. Tidak terkecuali siswa WNA,” katanya. (puj/bri/ara/c7/c20/end)

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ??
DIPTA WAHYU/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia