Terminal 1-2 Juanda Punya Jalan Tembus
SIDOARJO – Pembuatan jalan penghubung T1–T2 Bandara Juanda resmi diformalkan. Kemarin (5/4) Angkasa Pura (AP) I Juanda dan Pemkab Sidoarjo menyepakati pemanfaatan sebagian wilayah aliran sungai untuk jalan tembus sejauh 1,6 kilometer. Pengguna jasa bandara yang berpindah terminal, mulai September 2016, tidak perlu memutar keluar kompleks bandara alias lewat jalan kampung. Mereka dapat menggunakan jalan di sebelah akses kawasan keamanan terbatas.
Kesepakatan antarinstansi itu diwujudkan dalam penekenan kerja sama penggunaan sebagian saluran avfoer Semampir untuk jalan baru.Saluran yang berhilir ke Pantai Timur Sidoarjo itu dimanfaatkan untuk jalan penghubung di sepanjang utara akses kargo
Kali yang di atasnya dibangun jembatan panjang menyerupai box culvert tersebut berada di barat laut tikungan taxiway (landasan penghubung). Tepatnya, tempat pesawat berbelok di taxiway menjelang runway (landasan pacu) untuk persiapan take off.
”Jalan penghubung kami desain untuk mempermudah pengakses tol Waru–Juanda (Warju) yang hendak ke T2,” ungkap General Manager AP I Juanda Yuwono di sela-sela acara penandatanganan kesepakatan bersama tentang pembangunan jalan penghubung antara T1 dan T2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo kemarin. Kegiatan yang dihadiri Bupati Sidoarjo Saiful Ilah itu berlangsung di Ruang Bromo AOB (Angkasa Pura Office Building), kompleks T1 Juanda.
Yuwono menjelaskan, jalan penghubung T1–T2 menjadi solusi untuk mempersingkat waktu tempuh. Sembari menanti pengembangan T3 di utara T1 maupun
di timur landasan pacu yang sudah ada, jalan tembus mampu menampung ratusan kendaraan dari akses T1 ke T2. ”Untuk yang sebaliknya, dari T2 ke T1, sejak minggu lalu kami layani dengan shuttle bus gratis,” ungkap mantan wakil komandan Pusat Penerbangan TNI-AL berpangkat kolonel laut (P) itu.
T1 didesain berkapasitas 6,5 juta penumpang per tahun dan T2 mampu menampung 6 juta penumpang per tahun. Total kapasitas dua terminal bandara di Sedati, Sidoarjo, itu mencapai 12,5 juta penumpang per tahun. Selama 2014 dan 2015, jumlah penumpang di Juanda lebih dari 17 juta penumpang. ”Semoga saya tidak lagi disambati setelah beroperasinya jalan penghubung T1–T2,” kelakar Saiful Ilah.
Berdasar penelusuran Jawa Pos di lapangan, ada perbedaan panjang yang disepakati AP I Juanda dengan Pemkab Sidoarjo. Wartawan koran ini menghitung panjang jalan tembus dari portal utara depo Pertamina di timur terminal kargo T1 sampai hanggar Merpati sejauh 3,65 kilometer. Dibutuhkan waktu tidak lebih dari lima menit dari T1 ke T2. Bandingkan bila melewati jalan arteri yang berjarak tempuh sampai 9 kilometer. Waktu yang dibutuhkan dalam kondisi tidak macet lebih dari 15 menit.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan RI mengeluarkan wacana untuk penghapusan ruang VIP di bandara. Tidak terkecuali, ruangan Grha Amukti Praja yang dikelola Pemprov Jatim untuk transit tamutamu penting. Alasan penghapusan adalah kurangnya skrining detail untuk tamu yang datang/pergi melalui ruangan itu.
Hal tersebut langsung dibantah Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Meski termasuk VVIP, Grha Amukti Praja dilengkapi dengan skrining lengkap. Karena itu, tamu yang masuk/keluar ruangan tersebut tetap melalui proses pemeriksaan seperti penumpang lainnya. ” Tetap skrining meski tamu VVIP,” ucapnya.
Meski demikian, Soekarwo tidak menolak jika Menhub RI Ignasius Jonan berencana menghapus ruang VIP. Sebab, menurut dia, hal itu hanya akan mengubah nama ruangan, namun tidak berpengaruh terhadap fungsinya. (sep/ant/c6/dos)