Musda Tidak Akan Pakai Mekanisme Aklamasi
SURABAYA – Masa jabatan Gubernur Jatim Soekarwo memimpin Partai Demokrat Jatim habis pada Juni mendatang. Untuk itu, musyawarah daerah (musda) berlangsung April ini. Meski nama Pakde Karwo –sapaan akrab Soekarwo– belum memiliki tandingan, pemilihan ketua tidak melalui mekanisme aklamasi.
Koordinator Daerah DPD Partai Demokrat Jatim Achmad Iskandar menegaskan, peluang kader lain untuk mencalonkan diri sangat terbuka. ”Tidak ada aturan yang melarang kader untuk dijadikan calon. Sebab, yang menangani musda ini pun pusat, bukan kami sendiri,” kata politikus asal Madura tersebut.
Ditanya soal kandidat pesaing, Iskandar tidak bisa menyebutkan siapa yang akan menjadi lawan Pakde Karwo. ”Kami mempersilakan siapa pun untuk maju. Kalau disebut akan aklamasi sekarang, saya rasa belum,” kata wakil ketua DPRD Jatim itu.
Secara pribadi, Iskandar menyatakan, duet Soekarwo dengan sekretaris Bonnie Laksamana dirasa positif. Dia menginginkan keduanya tetap memimpin Demokrat ke depan. ”Keduanya selalu sejalan, tidak pernah berselisih. Kalau dilanjutkan, kenapa tidak?” ujar Bonnie saat ditemui di Kantor DPRD Jatim, Jalan Indrapura, Surabaya, kemarin.
Meski demikian, di antara para kader, mulai muncul rasan-rasan. Bahkan, cukup kuat. Saat ini ada keinginan untuk menduetkan Soekarwo dengan mantan Sekdaprov Rasiyo. Posisinya, Soekarwo ketua, sedangkan Rasiyo sekretarisnya. Pengalaman panjang Rasiyo di jalur birokrasi juga amat dibutuhkan Partai Demokrat. Pertimbangan lain, karakter Rasiyo cukup ngemong.
Peluang tampilnya Rasiyo ke kancah politik praktis tersebut sangat dimungkinkan. Apalagi, memilih sekretaris adalah hak prerogatif ketua DPD. Sebelumnya, saat pilwali Surabaya, Rasiyo menjadi jagoan Partai Demokrat meski akhirnya dikalahkan Tri Rismaharini.
Terkait dengan hal itu, Soekarwo belum mau banyak berkomentar. Gubernur asal Madiun tersebut menganggap semua masih berpeluang. ”Semuanya masih akan dibahas di musda,” tegasnya. (sal/c7/git)