Visa Terbit, Belum Tentu Terbang
Kisruh Gagal Berangkat Ribuan Jamaah Umrah
JAKARTA – Permasalahan jamaah umrah gagal berangkat untuk sementara terselesaikan. Kementerian Agama (Kemenag) memastikan bahwa keterlambatan pengurusan visa umrah sudah teratasi. Stiker umrah kini sudah dicetak dan siap dibagikan kepada calon jamaah.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, sudah berkoordinasi dengan Kedubes Arab Saudi. Dari hasil koordinasi itu, pihaknya mendapat informasi bahwa mulai Selasa malam (5/4) stiker visa umrah sudah tiba di Jakarta. ”Sehingga penerbitan visa umrah bisa kembali normal,” katanya kemarin (6/4).
Menurut Lukman, dalam penyelenggaraan umrah, Kemenag sudah mengeluarkan program Lima Pasti Umrah. Tujuannya, menjamin kelancaran jamaah dalam berumrah. Lima unsur tersebut adalah pasti travelnya berizin, pasti jadwalnya, pasti terbangnya, pasti hotelnya, dan pasti visanya.
Lukman menambahkan, dalam kegiatan umrah, Kemenag berposisi sebagai pegawas dan regulator. Dia menjelaskan, kelanjutan pemberangkatan jamaah umrah yang tertunda harus segera diatasi masing-masing travel. Lukman berharap travel berkoordinasi dengan kedutaan maupun pihak maskpai dan hotel. ”Jangan sampai jamaah umrah dirugikan.”
Pada prinsipnya, lanjut Lukman, dalam permasalahan gagal terbang rombongan jamaah umrah kali ini, tidak ada unsur penipuan atau kejahatan lain. Murni karena visa umrah belum keluar. Ketika visa itu sudah keluar dan jadwal penerbangannya lancar, jamaah dipastikan bisa berangkat.
Sebelumnya, kasus jamaah umrah gagal terbang terjadi pada pemberangkatan awal April ini. Hampir semua jamaah biro travel mengalami kasus ini.
Anggota Dewan Kehormatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indo- nesia (AMPHURI) Muhammad Rocky Masyhur menuturkan, meski visa umrah sudah di tangan, jamaah belum tentu bisa langsung diterbangkan ke Saudi. ”Pasti harus menunggu beberapa hari dulu. Tetapi, syukur-syukur bisa cepat terbang,” tuturnya.
Menurut Rocky, pemberangkatan ulang para jamaah umrah itu tentu terkait erat dengan keberadaan seat pesawat. Misalnya, jamaah seharusnya terbang Senin lalu, tetapi tertunda. Kemudian, Kamis hari ini (7/4) mereka sudah memegang visa haji, tapi belum tentu terbang juga. Sebab, bisa jadi seat penerbangan ke Saudi tidak tersedia.
Dia berharap travel tetap memberangkatkan jamaah meski men- dapatkan seat lebih sedikit daripada total rombongannya. Misalnya, travel A memiliki rombongan umrah 50 orang. Tetapi, untuk sementara baru ada 30 seat yang tersedia. Sebaiknya jamaah tetap diterbangkan dengan jumlah seat yang tersedia itu. ”Tentu dengan pertimbangan muhrim,” jelasnya.
Misalnya, Aslamiyah, calon jamaah umrah asal Cikupa yang gagal terbang awal pekan lalu. Dia beserta rombongan lain sudah berada di Bandara SoekarnoHatta, Cengkareng, Senin malam. ”Setelah sempat menginap di hotel, saya pulang ke rumah,” katanya. Aslamiyah mendapat informasi bahwa dia baru diterbangkan ke Saudi pada 11 April. (wan/sep/c7/agm)