Dorong Literasi Keuangan lewat Asuransi
JAKARTA – Survei World Economic Forum (WEF) melansir, penyakit bisa menggerus biaya hidup seharihari masyarakat Indonesia hingga USD 4,5 triliun dalam berapa waktu ke depan. Jumlah itu lima kali lipat jika dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2012 hingga 2030.
”Karena itu, kami gencar berkampanye pentingnya kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit,” tutur Head of Direct Business & Customer Management Cigna Indonesia Yuda Wirawan di sela-sela peluncuran Family Proteksi Optima di Jakarta kemarin (6/4).
Dia menyatakan, berdasar survei oleh Cigna pada 2014, masyarakat Indonesia sangat mementingkan keluarga dalam hidupnya. ”Keluarga adalah yang utama. Jika ada anggota keluarga kena penyakit kritis, keuangan keluarga tentu akan terbebani. Dari sinilah pentingnya asuransi,” ujarnya.
Dia menambahkan, dalam survei global yang diadakan Cigna secara online pada 2015 dengan melibatkan 15.000 responden, termasuk masyarakat Indonesia, naiknya biaya hidup dan kesehatan menjadi kekhawatiran kebanyakan orang. Khususnya untuk penduduk berusia 30-40 tahun.
Survei itu juga menyoroti naiknya kesadaran orang Indonesia tentang perlunya asuransi yang digaungkan pemerintah lewat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Lebih dari 70 persen responden kini terbuka untuk membeli asuransi dan 83 persen responden di luar Jakarta melihat perlunya terlindungi dengan asuransi.
”Indonesia adalah pasar yang penting untuk Cigna dan kami berkomitmen menyediakan solusi yang relevan untuk memenuhi kebutuhan mereka,” timpal CEO & President Director Cigna Indonesia Tim Shields. Menurut dia, pihaknya aktif mendukung pemerintah dan regulator dalam meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan mendorong literasi keuangan.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menyatakan, ada peningkatan pemahaman dan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pentingnya asuransi jiwa. (wir/c6/oki)