Hillary Kalah 6 Kali Berturut-turut
Tiongkok Lebih Suka kalau Trump Terpilih
MADISON – Hillary Clinton dan Donald Trump lagi-lagi harus menelan pil pahit. Dalam primary di Wisconsin Selasa (5/4), Hillary kalah oleh Bernie Sanders. Trump mengakui kekalahan dari Ted Cruz. Pri
tersebut seakan menjadi panggung kemenangan bagi para kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) yang selama ini tidak diunggulkan.
Di Wisconsin, Cruz meraup 33 delegasi, sedangkan Trump hanya 3. Kemenangan Cruz itu menjadi angin segar bagi Partai Republik. Sebab, belakangan ini Republik ingin mendepak Trump dari kancah pertarungan dan lebih memberikan dukungan kepada kandidat dari internal partai, yakni Cruz.
Para pemimpin partai menilai Trump belum cukup kuat untuk bertarung melawan kandidat Partai Demokrat dalam pilpres nanti. Terlebih, polling menunjukkan bahwa suami Melania Knauss tersebut sangat tidak populer di kalangan perempuan, pemilih pemula, serta penduduk yang berdarah Amerika Latin. Padahal, selama ini mereka adalah kantong-kantong suara yang harus dirangkul untuk bisa menang di pilpres.
Trump tidak mau menyerah. Dia yakin tetap bisa menang melawan Cruz. ’’Ted Cruz lebih buruk daripada sebuah boneka. Dia adalah kuda Troya yang digunakan para petinggi partai dengan tujuan untuk mencuri nominasi,’’ ujar Trump pada Selasa lalu.
Meski Trump merasa yakin, jarak antara dirinya dan Cruz kian dekat. Untuk bisa menjadi kandidat Republik, dibutuhkan suara dari 1.237 delegasi. Trump kini telah memiliki 739 delegasi dan Cruz menyusul dengan 502 delegasi.
Cruz menyatakan, kemenangannya kali ini menunjukkan bahwa partai mulai benar-benar mengarahkan dukungan kepadanya. ’’Bahkan, sebelum konvensi di Cleveland atau pada konvensi di Cleveland nanti, bersama kita memenangkan suara mayoritas delegasi dan bersama kita mengalahkan Hillary Clinton pada November nanti (pilpres, Red),’’ tegas senator Texas tersebut kepada para pendukungnya di Milwaukee.
Tampaknya, Cruz yakin jika yang meraih suara terbanyak dari pihak Demokrat nanti adalah Hillary, bukan Sanders. Namun, tentu saja Hillary harus berusaha keras bila ingin berdiri di panggung pilpres pada November mendatang. Sebab, lagi-lagi dia terpuruk. Hillary telah dikalahkan selama 6 kali berturut-turut oleh Sanders. Berbeda dengan Trump, Hillary berbesar hati mengakui kekalahan.
’’Selamat kepada @BernieSanders atas kemenangan di Wisconsin,’’ tulis Hillary di akun Twitter- nya pasca kekalahannya. Mantan menteri luar negeri AS itu juga memberikan semangat kepada para pendukungnya untuk terus maju dan tidak menyerah lebih dulu.
Sama dengan Cruz, Sanders yakin bisa menang. Namun, langkahnya cukup sulit. Saat ini Hillary sudah mengumpulkan 1.274 delegasi, sedangkan Sanders 1.025. Untuk memenangi konvensi di Philadelphia nanti, diperlukan 2.383 delegasi. Hillary didukung mayoritas superdelegate dan para pimpinan partai.
Kekalahan Hillary itu justru ’’melegakan’’ Tiongkok. Negeri yang kerap menjadi bulanbulanan bahan ejekan Trump tersebut, rupanya, lebih suka Trump menjadi presiden AS. Para analis mengungkapkan bahwa Tiongkok takut dengan Hillary yang memiliki pengalaman hubungan diplomatik selama puluhan tahun dengan Beijing. Trump hanya pandai retorika.
’’Tiongkok sangat baik dalam menghadapi pemimpin yang mempunyai ego besar, terlalu percaya diri, serta bisa disanjung dan dirayu. Hillary memiliki kepribadian yang tangguh dan tahu apa yang dia inginkan,’’ ungkap penulis buku-buku tentang hubungan Tiongkok-AS James Mann.
Hillary mempunyai insting seperti pengacara. Dia juga tahu betul permasalahan sengketa di Laut China Selatan serta kerap menyerukan pelanggaran HAM. Karena itu, istri Bill Clinton tersebut memiliki sangat sedikit orang dekat di Tiongkok.
’’Saya rasa kebanyakan orang Tiongkok punya pandangan rasa tidak suka terhadap dia (Hillary, Red),’’ terang Tao Xie, profesor di Foreign Studies University di Beijing. (AFP/Reuters/BBC/CNN/sha/c14/ami)