Listrik Padam Bikin Gaji PNS Telat Cair
KENDARI – Idealnya, setiap awal bulan seluruh pegawai negeri sipil (PNS) sudah menerima gaji. Namun, PNS di Pemprov Sulawesi Tenggara (Sultra) harus sedikit bersabar pada April ini.
Hingga kemarin (6/4), para aparatur pemerintah itu belum menerima haknya. Menurut informasi yang diperoleh dari kalangan pegawai, gaji mereka baru dibayarkan pada 11 April. Sekretaris badan pengelola keuangan dan aset daerah (BPKAD) Sultra Harsid mengakui adanya keterlambatan pembayaran gaji April. Alasannya, aliran listrik menuju kantor sekretariat gubernur terganggu dan sering padam.
Karena itu, penginputan data melalui aplikasi penggajian berbasis IT yang baru diterapkan pemerintah tidak berjalan maksimal. Padahal, proses tersebut menjadi salah satu syarat pengajuan surat perintah pencairan dana (SP2D).
Meski begitu, mantan Kabid anggaran itu membantah jika pencairan gaji April belum terealisasi. Dia menuturkan, pengajuan surat perintah membayar (SPM) yang diserahkan SKPD telah ditindaklanjuti.
Makanya, sejak 4 April diterbitkan SP2D. Jika belum dicairkan, persoalannya bukan di BPKAD lagi, tetapi di instansi terkait. ’’SP2D sudah bisa menjadi acuan SKPD dalam mencairkan gaji PNS di Bank Sultra. Terkecuali pimpinan SKPD belum menandatangani SP2D itu. Namun, kalau sudah diterbitkan, bisa dicairkan. Berdasar informasi, hampir semua SKPD sudah membayarkan gaji bulan ini,’’ ucap Harsid.
Sayangnya, penjelasan sekretaris BPKAD itu ditepis sejumlah PNS. Beberapa PNS yang dikonfirmasi Kendari Pos ( Jawa Pos Group) mengaku belum menerima gaji bulan ini. Beredar informasi bahwa pembayaran gaji ditunda hingga 11 April. Penyebabnya tidak diketahui. Namun, bila ada masalah, harusnya bisa segera diselesaikan. Dengan begitu, pembayaran gaji para PNS bisa dipercepat. ’’Kalau terus ditunda-tunda, dengan terpaksa mengajukan pinjaman. Apalagi, masih banyak tunggakan yang harus dibayar,’’ kata salah seorang PNS.
’’Tapi, kalau BPKAD bilang sudah dicairkan, tentunya alhamdulillah. Sebab, beberapa tunggakan listrik, air, dan cicilan sudah bisa dibayar. Jika pulang dari kantor, nanti saya cek lewat ATM,’’ ujar NN, pria paro baya.
Hal senada diungkapkan MM. Perempuan yang telah mengabdi selama 15 tahun itu menuturkan sudah menanyakan langsung ke bendahara, tetapi belum ada kepastian. Dia tidak tahu penyebab penundaan gaji itu.
MM enggan meminta penjelasan kepada bendaharanya. Dia takut dianggap terlalu berlebihan. Karena itu, dia lebih memilih menunggu dan bersabar. Meski MM tidak memungkiri bahwa kebutuhan sehariharinya juga cukup mendesak.
’’Kita tunggu saja. Yang pasti, kalau penginputannya sudah rampung, akan dibayarkan. Apalagi, pemda tidak mengalami gangguan keuangan. Cepat atau lambat pasti dibayarkan,’’ paparnya. (b/mal/JPG/c15/diq)