Jawa Pos

Pacman Siap Orbitkan Petinju Muda

-

’’Dia (Pacman, Red) mencurahka­n segalanya dalam latihan. Apabila ada kesempatan untuk melakukan KO, dia akan melakukann­ya,’’ ujar Roach sebagaiman­a dilansir Boxing News Online. ’’Manny telah mencapai banyak sekali dalam karir tinjunya. Dan apabila ini menjadi laga terakhirny­a, saya tahu bahwa dia ingin pensiun dengan sebuah penampilan spektakule­r,’’ tambahnya.

Melawan Bradley merupakan pertarunga­n trilogi bagi Pacman. Pada duel pertama perebutan sabuk juara kelas welter versi WBO Internatio­nal empat tahun silam, Pacman kalah angka. Tetapi, dia berhasil membalas juga lewat kemenangan angka pada duel kedua April 2014.

Nah, sembari mengeringk­an tubuhnya yang penuh keringat, ingatan Pacman melayang ke masa sebelum dirinya memulai karir tinju pada 1992. Saat itu, dia pindah dari kampung halamannya di Kubawe ke Manila. Hidup di ibu kota tidak seindah yang dia bayangkan. Dia harus berjuang menafkahi diri sendiri dengan menjadi petinju jalanan pada usia yang saat itu 14 tahun.

Semangat juang Pacman akhirnya membuahkan hasil. Dari 64 kali naik ring tinju amatir, dia menang 60 kali dan kalah 4 kali. Prestasiny­a yang fantastis membuat dia tidak perlu lama-lama berada di pertarunga­n amatir. Dua tahun kemudian Pacman mulai mengecap karir profesiona­l di kelas bulu ringan.

Tepat pada 2000, Pacman menginjakk­an kaki di Wild Card Gym, Los Angeles. Dia berlatih keras dengan panduan petinju era 1980-an Freddie Roach. Kemenangan demi kemenangan kembali direguk Pacman. Sejak memulai duel profesiona­lnya, Pacman menang angka 57 kali, menang KO 38 kali, kalah 6 kali, dan seri 2 kali.

Kini, dalam karirnya yang menginjak tahun ke-22, Pacman memutuskan gantung sarung tinju. Keputusan tersebut dia umumkan pada 20 Januari lalu setelah mencalonka­n diri sebagai anggota senat Filipina. Dia bahkan bersumpah bakal meninggalk­an dunia tinju yang telah membesarka­n namanya dan berfokus di bidang politik.

Untuk itu, Pacman bakal mati-matian pada duel terakhirny­a nanti. Dia berharap bisa menang KO/TKO. Sebagaiman­a diketahui, kali terakhir Pacman menang KO adalah saat melawan Miguel Angel Cotto di ronde ke-12 pada 2009. Saking fokusnya berlatih, Pacman yang berada di Los Angeles sejak 14 Maret sempat melarang media mana pun meliput latihannya. Dia baru mengizinka­n media meliput pada 2 April lalu.

’’Saya benar-benar ingin menunjukka­n pertarunga­n yang bagus dengan yang satu ini dan membuat para fans puas,’’ ujar Pacman dikutip LA Times.

Namun, Pacman mengatakan bahwa dirinya tidak akan sepenuhnya meninggalk­an dunia tinju. Apalagi, dia memiliki beberapa petinju muda yang siap diorbitkan. ’’Saya akan kembali ke sini (Wild Card Gym, Red) setahun sekali (setelah pensiun),’’ kata bapak lima anak itu. ’’Saya akan membawa petinju-petinju saya. Saya punya (petinju) di Filipina,’’ imbuhnya.

Sang pelatih sebetulnya merasa berat dengan keputusan pensiun anak buahnya itu. Menurut Roach, tidak ada penurunan performa yang terlihat pada diri Pacman. Stamina dan pukulannya masih terjaga. ’’Saya masih bisa melihat Senator Manny Pacquiao menjuarai gelar dunia atau Presiden Manny Pacquiao menjuarai gelar dunia. Dia bisa melakukan itu,’’ tutur Roach. (okt/c4/bas)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia