Kickoff Tunggu Jadwal Presiden
Tim Transisi Berharap PT GTS Penuhi Syarat Kompetisi
JAKARTA – Rencana PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) mengadakan kickoff Indonesia Soccer Championship (ISC)-A pada 15 April, tampaknya, masih tentatif. Penyebabnya bukan karena masalah perizinan atau belum keluarnya rekomendasi dari Tim Transisi PSSI, melainkan penyesuaian dengan jadwal Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Kompetisi dan Regulasi PT GTS Ratu Tisha Destria menyatakan, mereka sejatinya sudah berusaha sekuatnya agar kompetisi terobosan yang menggantikan Indonesia Super League (ISL) itu bisa bergulir sesuai jadwal. Namun, mereka harus realistis saat berhadapan dengan jadwal Jokowi yang ternyata tidak memiliki waktu lowong pada 15 April nanti.
Ya, sama dengan turnamen besar sebelumnya, orang nomor satu di tanah air itu juga berencana menjadi penendang bola pertama di ISC-A. Rencananya, pertandingan pembuka kompetisi dimulai dari Papua dengan mempertemukan tuan rumah Persipura Jayapura menjamu Sriwijaya FC. Kedua tim akan bentrok di Stadion Mandala, Jayapura.
’’Sebenarnya semua sudah siap dan semua klub juga sudah ready untuk berkompetisi sesuai dengan jadwal yang kami susun. Terutama tim-tim yang bermain di pertandingan pembuka,’’ kata Tisha kemarin (6/4). ’’ Tapi, belakangan ternyata ada beberapa penyesuian. Terutama terkait dengan kehadiran pihak-pihak di acara pembukaan nanti,’’ ujar gadis asli Jakarta itu.
Menurut Tisha, kini mereka melaku- kan pendekatan dengan pihak istana untuk mendapatkan kepastian terkait jadwal presiden. ’’Doakan negosiasi kami berjalan lancar dan kompetisi bisa berjalan sesuai waktu. Tapi, kalau memang tidak bisa dimulai pada 15 April, kami pastikan bahwa kompetisi ini tetap berjalan,’’ katanya.
Namun, alumnus program FIFA Masters 2013 tersebut tidak bisa memastikan tanggal lain yang akan mereka tetapkan sebagai waktu kickoff ISC jika rencana pembukaan pada 15 April benar-benar kandas. Tisha berharap klub-klub bisa memahami kondisi faktual yang tengah mereka hadapi.
Sementara itu, salah satu anggota Tim Transisi PSSI, Gatot S. Dewa Broto, mengatakan bahwa PT GTS seharusnya melengkapi syarat yang diminta BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) sebelum meminta Jokowi membuka event itu. ’’Karena kami tidak mau menempatkan presiden dalam posisi sulit. Sebab, syarat menggelar kompetisi sangat berbeda dengan turnamen,’’ tuturnya.
Gatot menambahkan, mereka khawatir bila presiden telah membuka event tersebut, tetapi ternyata ada sejumlah syarat terkait semangat reformasi tata kelola sepak bola yang belum dipenuhi operator yang akan menjadi sandungan di kemudian hari. Misalnya, transparansi kontrak pemain dan pelatih selama semusim serta faktor legalitas klub peserta.
’’Tapi, pada prinsipnya kami tidak akan mempersulit perhelatan kompetisi ini. Karena kami melihat ada semangat tinggi untuk membangkitkan kembali sepak bola tanah air yang tumbuh seiring kompetisi ini begulir,’’ jelas pria yang juga deputi IV Kemenpora itu. ’’Semangat bagus ini sudah pasti harus kami dukung sepenuhnya,’’ papar pria asal Jogjakarta itu. (ben/c15/ko)