Jawa Pos

Sarana Buruk, Pembibitan Terhambat

-

JAKARTA – Timnas BMX Indonesia masih berjuang untuk meloloskan satu rider- nya di setiap sektor untuk berlaga di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro Agustus mendatang. Sayangnya, peluang terbesar hanya ada di sektor putra. Sedangkan di sektor putri, target tersebut terlalu berat.

Sebab, hanya Elga Kharisma Novanda yang selama ini selalu diandalkan dalam kejuaraan internasio­nal. Menggelika­n memang karena selama ini hanya satu pembalap yang menanggung beban Indonesia.

Seharusnya, selain Elga, para pembalap BMX Indonesia di kategori women’s elite diberi tanggung jawab untuk mendulang poin pada setiap kejuaraan internasio­nal.

Untuk bisa lolos ke Olimpiade, Indonesia minimal harus berada di peringkat 16 besar per 31 Mei 2016. Saat ini sektor putri Indonesia berada di peringkat ke-21. Sedangkan untuk sektor putra, peringkatn­ya lebih baik, yakni 19.

Menurut pelatih pelatnas BMX Dadang Haries Poernomo, langkah sektor putri lebih berat karena, selain Elga, belum ada pembalap yang bisa bersaing di kejuaraan selevel C1.

Sementara itu, pelatih BMX Jogjakarta Nur Warsito mengatakan, minimnya stok pembalap BMX putri terjadi karena sarana dan pelatih yang berkualita­s di daerah juga minim. Padahal, pembibitan awal seorang atlet BMX itu berada di daerah. ’’Di daerah itu minim track BMX yang sesuai standar. Paling yang punya ya Jogja sama Banyuwangi kalau sekarang,’’ ujar Warsito.

Terlebih, pembalap putri memang lebih sulit diorbitkan. Warsito mengatakan, dibutuhkan keuletan dan ketelatena­n yang tinggi untuk mencetak rider putri yang berkualita­s.

’’Makanya, saya mengharapk­an PB ISSI bisa membantu mencarikan dan menyediaka­n pelatih-pelatih berkualita­s untuk melatih di daerah-daerah. (mat/c4/nur)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia