Perketat Ternak Masuk Kargo
SURABAYA – Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya menempuh langkah preventif untuk mencegah merebaknya virus flu burung. Hal itu dilakukan setelah ada kasus kematian mendadak 50 itik di Desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo, pada Selasa (5/4).
Pemeriksaan terhadap hewan dari potensi mengidap flu burung yang hendak diekspor melalui Bandara Juanda pun diperketat. Berbagai antisipasi dilakukan untuk menjamin produk yang dikirim ke luar negeri atau diperdagangkan secara domestik bebas penyakit. ’’Kami juga menguji sampel darah, air liur, hingga feses,’’ ungkap Kepala BBKP Eliza Suryati Rusli di sela-sela pengujian laboratorium di kantornya kemarin.
Flu burung berpotensi menjangkiti unggas ternak menjelang musim pancaroba. Selama pergantian musim dari hujan menuju kemarau, hewan ternak bisa menjadi sumber penyebar H5N1 alias virus influenza penyebab penyakit flu burung.
Karena itu, lanjut Eliza, pengekspor ternak wajib mengajukan permohonon untuk mendapat sertifikat sehat. Jika pemeriksaan sampel terbukti sehat dan layak ekspor, hewan ternak bisa melewati terminal kargo. Sebaliknya, jika tidak sehat bahkan terjangkit penyakit, instansi penyelenggara karantina hewan itu tidak menerbitkan sertifikat.
Selain dikembalikan ke pemilik, ternak berpenyakit keras akan dimusnahkan. Unggas ternak di wilayah Surabaya dan sekitarnya termasuk yang rawan terjangkit virus flu burung.
Peningkatan pengawasan dari lokasi peternakan dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya, vaksinasi secara rutin ke induk unggas menjelang pembuahan telur. Kemudian, pengecekan mendalam dengan metode polymerase chain reaction dari sampel darah. Begitu pula ketika pengepakan.
Terminal kargo menjadi area hilir mudik arus keluar dan masuk perdagangan unggas dan burung. Komoditas lain berupa ikan maupun produk pertanian. BBKP juga punya kebijakan mengendalikan spesies sebagaimana habitat lokal. ’’Hanya yang bersertifikat yang dapat diberangkatkan ke tempat tujuan,’’ jelas Manager on Duty Karantina Hewan BBKP Surabaya Wilayah Kerja Bandara Juanda drh Emmy Krismawarni. (sep/c7/git)