Gempa Kedua Lebih Destruktif, Evakuasi Sulit
TOKYO – Gempa kedua dengan kekuatan lebih dahsyat menyulitkan evakuasi korban di Pulau Kyushu, Jepang. Lindu berkekuatan 7,3 skala Richter tersebut muncul selang sehari setelah gempa pertama serta mengakibatkan kerusakan lebih banyak dan jumlah korban jiwa yang lebih besar.
’’Sejauh ini, total korban tewas mencapai 32 orang,’’ kata Yumika Kami, juru bicara kantor pemerintahan Prefektur Kumamoto.
Jumlah tersebut, menurut dia, bisa jadi terus bertambah. Selain proses evakuasi dan pencarian korban belum rampung, jumlah korban jiwa bisa bertambah karena dua guncangan hebat itu membuat sedikitnya 1.000 orang terluka. Sebanyak 184 di antaranya menderita luka berat.
Gempa pertama pada Kamis malam waktu setempat (14/4) memorak-porandakan Kota Mashiki di barat daya Kumamoto. Sedikitnya sembilan orang tewas karena gempa berke- kuatan 6,4 SR tersebut.
Lebih dari 100 gempa susulan dengan intensitas yang lebih kecil terus terjadi sampai Jumat malam waktu setempat (15/4). Seperti yang pertama, episentrum gempa kedua pun berada di darat dan cukup dangkal.
Karena itu, gempa kedua juga lebih destruktif. ’’Saya merasakan guncangan yang cukup kuat sebelum akhirnya terlempar dari tempat tidur. Saya seperti berada di dalam mesin cuci,’’ kata seorang mahasiswa Tokai University yang tinggal di asrama kampus.
Kemarin asrama mahasiswa di universitas yang terletak di Kota Minamiaso itu luluh lantak. Kini, bersama sekitar 1.000 mahasiswa lain dan penduduk sekitar, dia tinggal di gedung olahraga kampus.
’’Semua lampu padam. Pipa gas bocor. Terjadi kebakaran di asrama,’’ imbuh mahasiswa yang tidak menyebutkan namanya tersebut.
Sedikitnya, dua mahasiswa yang tinggal di asrama kampus tewas tertimbun reruntuhan. Versi lain menyebutkan, satu mahasiswa tewas tertimpa puing dan satu lainnya terbakar.
Dari Tokyo, Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe mengakui sulitnya misi penyelamatan dan proses evakuasi serta pencarian korban. Sebab, selain akses menuju Mashiki dan Minamiaso terputus, tim penyelamat harus berlomba dengan cuaca yang tidak bersahabat.
’’Tidak ada yang lebih penting daripada nyawa manusia. Dan, kita harus berlomba dengan waktu,’’ ujar pemimpin 61 tahun tersebut.
Menteri Kepala Kabinet Yoshihide Suga menyatakan, sekitar 80 korban masih tertimbun reruntuhan bangunan. Karena itu, Abe menjanjikan pasukan tambahan hari ini. Sekitar 20.000 personel tambahan dari militer bakal tiba di lokasi bencana hari ini. Itu belum termasuk pasukan tambahan dari kepolisian, medis, dan pemadam kebakaran.