Mengigau saat Tidur, Stop Dulu Cari Ikan
NELAYAN asal Desa Palang, Kecamatan Palang, Tuban, kembali menjadi korban kejahatan saat melaut di perairan Pulau Bawean, Gresik. Tiga kapal menjadi sasaran penjarahan. Wajah para ABK tiga kapal nelayan itu menunjukkan ekspresi trauma. Saat ditemui di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tuban kemarin (16/4), mereka terlihat murung dan tidak bersemangat.
Sebab, insiden penjarahan sekitar 20 mil dari bibir pantai Pulau Bawean itu berlangsung cukup mencekam. Layaknya bajak laut, perahuperahu kecil yang digunakan para penjarah dipenuhi senjata tajam (sajam) berupa pedang, parang, dan celurit. ’’Sampai saat ini, saya masih ingat jelas cara mereka menjarah kapal kami,’’ ujar Armujiato, salah seorang ABK. Dia mengaku masih trauma karena celurit milik pelaku menempel di lehernya.
Kendati begitu, para ABK tersebut tetap bersyukur. Meski hampir seluruh isi kapal ludes dijarah hingga pulang dengan tangan kosong, mereka masih bisa pulang dengan selamat dan berjumpa anak-istri. ’’Saat kejadian itu, maut sepertinya benar-benar sangat dekat. Mereka seperti kesetanan,’’ tutur bapak dua anak tersebut. Saat itu yang dilakukan Armujianto maupun rekanrekannya hanya pasrah kepada Allah SWT.
Meski melaut dan mencari ikan selama ini menjadi satu-satunya mata pencahariannya, gara-gara insiden tersebut, kini Armujianto untuk sementara menghentikan aktivitas berlayarnya. ’’Kata istri, saat tidur saja, saya masih sering mengigau,’’ ucapnya. Hal senada disampaikan Amin, ABK lainnya. Kendati begitu, bapak satu anak itu lebih tegar ketimbang teman-temannya.
Menurut Amin, yang paling tidak bisa dia lupakan saat itu adalah ancaman para pelaku yang tidak segan membunuh ABK dan membakar kapal jika ada yang berani melawan. ’’Saya masih ingat jelas ancaman tersebut,’’ katanya. (tok/wid/c20/dwi)