Pedagang Luberan Ngotot Berjualan
SURABAYA – Lama tidak bisa berjualan membuat emosi pedagang luberan pasar Keputran Utara gampang tersulut. Pada Jumat malam (15/4), mereka memprotes kebijakan pemkot yang tidak memperbolehkan pedagang membuka lapak di jalan dan trotoar. Namun, aksi pedagang itu berhasil diredam oleh satpol PP. Enam orang yang memicu protes pun diamankan.
Kericuhan tersebut terjadi pukul 23.00. Tepatnya, di Jalan Keputran. Kejadian itu bermula ketika sejumlah koordinator pasar menggerakkan pedagang luberan untuk kembali berjualan. Pedagang menyambut gembira. Sebab, sudah lama rezeki mereka seret.
Namun, kegembiraan pedagang tidak berlangsung lama. Sebab, selang beberapa menit, petugas satpol PP turun ke lapangan
Mereka meminta penjual mundur dan masuk ke pasar. Namun, anjuran itu ditolak. Mereka tetap ingin berjualan di lahan yang mereka tempati dulu. Aksi saling dorong pun dimulai. Namun, ketegangan tersebut akhirnya bisa diatasi.
Enam orang yang diduga sebagai dalang kerusuhan itu diamankan. Yakni, Mauludi, Sony, Fardi, Rosidi, Irvan, dan Kajedi. ”Setelah diamankan, mereka langsung diperiksa oleh polisi. Mereka bukan pedagang,” jelas mantan Camat Rungkut Irvan saat ditemui kemarin.
Pemeriksaan itu pun berlangsung cepat. Enam orang tersebut tidak ditahan. Irvan menyatakan bahwa satpol PP dan polisi masih mengedepankan rasa kemanusiaan. Selain itu, belum ada indikator membahayakan yang dilakukan enam orang tersebut. Menurut dia, salah satu indikator berbahaya ialah membawa senjata tajam (sajam). ”Ketika kami geledah, mereka tidak membawa sajam,” ucapnya.
Meski begitu, data enam orang itu sudah dicatat. Irvan menuturkan, data itu bisa menjadi dasar pemetaan orang-orang yang membuat kekacauan di Keputran Utara. ”Jika mereka membuat onar lagi, kami tangkap,” jelasnya.
Setelah keributan kemarin, puluhan personel polisi dan satpol PP memperketat penjagaan di Pasar Keputran Utara. Pintu masuk pasar dari arah Wisma Dharmala ditutup dengan mobil satpol PP. Dengan demikian, hanya ada satu pintu, yakni lewat Jalan Pandegiling.
Salah satu koordinator pedagang, Sukri, mengungkapkan bahwa pedagang sebenarnya tidak ingin membuat keributan. Mereka hanya ingin berjualan. Namun, sampai kini belum ada kejelasan dari pemkot. ’’Kami menagih kejelasan itu,’’ tuturnya.
Dia menyatakan, pedagang luberan iri dengan pedagang lain. Khususnya pedagang yang berjualan di depan pasar dan gang V. Sebab, mereka masih diperbolehkan berjualan di atas pedestrian. ”Itu namanya kan tidak adil,” ungkapnya. (aph/did/tyo/c20/fat)