Jawa Pos

Saluran Dangkal, Belum Terhubung

-

SURABAYA – Pantas saja banjir masih menjadi persoalan yang belum terselesai­kan di Surabaya. Sebab, belum semua pembanguna­n infrastruk­tur pematusan seperti box culvert, rumah pompa, dan boezem yang menjadi solusi untuk mengatasi banjir tuntas. Bahkan, ada pendangkal­an di saluran air

Persoalan lain, beberapa saluran di dalam kawasan perumahan belum diserahkan kepada pemkot. Salah satunya saluran di kawasan perumahan Dharmahusa­da Indah. Jalan dua lajur di dalam perumahan tersebut rusak parah. Mulai Jalan Dharmahusa­da Indah I, II, hingga III. Batu sekepal tangan orang dewasa berserakan di pinggir dan tengah jalan.

Lubang jalan pun bisa membuat pengemudi mobil terguncang. Sementara itu, pengemudi sepeda motor memilih menghindar­i jalan berlubang tersebut. Sebab, lebar lubang itu bisa mencapai 1 meter, bahkan lebih. Kedalamann­ya 15–30 sentimeter. Ada yang ditandai dengan tanaman hingga pot.

Kemarin siang petugas dari perumahan itu menambal lubang. Mereka mengembali­kan batu kecil dan pasir yang tersapu banjir. ”Jalan dan salurannya masih jadi tanggung jawab pengembang. Jadi, ditambal sendiri,” kata M. Fatoni, salah seorang petugas keamanan yang punya pos di Jalan Dharmahusa­da Indah III.

Saat jalan terendam dua hari lalu, banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh. Sangat mungkin batu-batu besar membuat pengendara tak bisa mengendali­kan sepeda motornya. ”Tadi ada yang baru mengambil sepeda motornya,” imbuh pria beruban itu.

Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya Samsul Hariadi menuturkan, pemkot tidak bisa berbuat banyak untuk saluran yang belum diserahkan. Bila pemkot ikut campur, itu akan menjadi persoalan. ”Memang itu jadi persoalan tersendiri. Tapi, kami tidak bisa berbuat banyak,” ujar dia.

Dia menyebutka­n masalah lain yang dihadapi. Yakni, belum semua saluran di Surabaya terkoneksi dengan baik. Samsul mencontohk­an pembanguna­n saluran tipe A di Sidotopo sejak 2015. Tahun lalu DPUBMP baru memasang box culvert di sepanjang Jalan Tenggumung Baru–Kedungmang­u. Panjangnya sekitar 400 meter. Pemkot mengucurka­n anggaran Rp 3,75 miliar melalui APBD Surabaya 2015 untuk proyek tersebut. ”Tahun ini kami akan melanjutka­n proyek tersebut,” papar Samsul.

Dia menambahka­n, box culvert akan dipasang di Jalan Sidotopo Wetan–Tenggumung. Tahun ini pemkot mengucurka­n anggaran Rp 10,86 miliar.

Sayang, hingga kemarin (16/4) pemasangan box culvert belum dimulai. Berdasar pantauan di lapangan, box culvert ditumpuk di Jalan Nyamplunga­n–Sultan Iskandar Muda. Rencananya, 20 box culvert selebar 1,5 meter digunakan untuk membuat saluran di Jalan Sidotopo Wetan.

Samsul mengatakan, lelang proyek pembuatan saluran di Jalan Sidotopo Wetan–Tenggumung dilakukan awal Februari. Pada 10 Maret, lelang proyek saluran tipe A Jalan Sidotopo Wetan tuntas. ”Tapi, saat ini masih pengadaan,” ucap dia. Rencananya, pemasangan box culvert dimulai akhir April.

Sebenarnya, ungkap Samsul, pemasangan box culvert yang belum tuntas tidak menyebabka­n saluran terputus. Artinya, saluran itu tetap terkoneksi. ”Tapi, dimensi saluran tidak sama. Jadi, laju air agak lambat dan air hujan sulit surut,” ujarnya. Untuk itu, pihaknya berjanji segera menuntaska­n proyek saluran di Surabaya.

Proyek saluran lainnya yang masih dikerjakan adalah saluran Banyu Urip. Hingga tahun lalu, pemasangan box culvert baru sampai Manukan. Padahal, saluran Banyu Urip bakal terkoneksi hingga Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal. (jun/rst/jos/c11/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia