Polsek Sukolilo Ringkus Sindikat Giok
Petugas Menyamar sebagai Bodyguard
SURABAYA – Peredaran narkotika di wilayah timur Surabaya memang tidak seramai di Jalan Kunti, Sidotopo. Namun, bukan berarti wilayah itu tidak menjadi ladang para pengedar barang terlarang. Salah satunya Sugiyo yang beroperasi di daerah Sukolilo.
Layaknya bisnis rumahan, Sugiyo kerap mewajibkan pelanggannya untuk menghabiskan sabu-sabu (SS) di rumahnya, Medokan Semampir. Tujuannya, pelanggannya tidak terendus polisi saat meninggalkan rumah. Jadi, transaksi narkotika langsung terputus di antara Sugiyo dan pelanggannya.
Namun, sepandai-pandainya Sugiyo menutupi bisnisnya, polisi tetap mengendusnya. Terlebih Unit Reskrim Polsek Sukolilo telah menetapkan Sugiyo sebagai target operasi (TO) utama dari Operasi Bersinar tahun ini. ’’Sebenarnya sudah terdeteksi saat operasi Tumpas Narkoba Semeru bulan lalu,’’ ujar Kapolsek Sukolilo Kompol Noerijanto.
Polisi tidak lantas menggerebek Sugiyo. Sebab, petugas mendapat informasi bahwa barang bukti yang akan didapat sedikit. Karena itu, Kanitreskrim Polsek Sukolilo AKP Simun pun bersabar dan memantau kegiatan bandar yang terkenal dengan panggilan Giok itu. Bahkan, dua anggota diterjunkan untuk indekos di depan rumah pri 40 tahun tersebut.
Selama sebulan, dua petugas itu memantau kegiatan Giok. Sekilas tidak ada yang mencolok dari keseharian Giok. Dia mengaku telah lama berpisah dengan istri serta keluarganya dan bekerja menjadi karyawan swasta di daerah Mulyorejo. Rumahnya pun terlihat sederhana dengan pagar hijau serta beberapa orang yang datang saat siang dan keluar ketika malam. ’’Selama ini warga hampir tak mengetahui pekerjaan sambilan Giok sebagai bandar,’’ ungkap Noerijanto.
Petugas yang sabar menanti di tempat kos akhirnya mendapat kabar bahwa pada Rabu (13/4) Giok akan mengadakan pesta narkotika besar-besaran pukul 19.00. Langkah petugas terbantu saat Giok meninggalkan rumahnya untuk membeli air mineral yang botolnya diduga digunakan sebagai alat isap.
’’Anggota kami sampai menyamar sebagai bodyguard yang memeriksa pelanggan Giok,’’ kata Simun.
Mereka menanyai dan menggeledah orangorang yang datang ke rumah Giok. Petugas yang menyamar mampu meyakinkan para pelanggan itu dengan alasan Giok menerapkan kemanan tinggi. Hingga akhirnya, Giok datang dengan motornya. Melihat ada yang aneh dengan dua pria di depan rumahnya, Giok putar balik. Namun, petugas tidak buang waktu untuk meringkusnya.
’’Kami menggeledah lemari dan laci milik Giok dan menemukan tiga plastik klip berisi sabu-sabu. Jika semua ditotal, beratnya mencapai 59,8 gram,’’ jelas mantan Kanitreskrim Sawahan tersebut.
SS yang masih berbentuk kristal bening utuh itu memiliki kualitas madu alias terbaik di kelasnya. Tidak heran jika harganya mahal dan peminatnya banyak. Petugas pun mengamankan uang tunai Rp 3,8 juta dari salah seorang pelanggan bernama Bayu. Uang itu akan digunakan Bayu untuk kulakan SS dari Giok.
Di sisi lain, proses interogasi juga membuka fakta baru. Yakni, Giok tidak beraksi sendiri. Dia memiliki kurir yang dipercaya selama berbisnis narkotika. Petugas langsung mengeler Giok hingga sampai di Jalan Kejawan Putih Tambak, tempat kos Anto Prasetyo, kurir Giok. Dari penangkapan tersebut, petugas mengamankan 9,53 gram sabu-sabu. ’’Ini merupakan tangkapan besar karena sabu-sabu baru datang sehari sebelum penggerebekan,’’ ucap Simun. (all/c15/ady)