Jawa Pos

Desa Betiting Pamerkan Inovasi

-

GRESIK – Desa Betiting, Kecamatan Cerme, tidak mau kalah inovatif dari kampung-kampung lain peserta Gresik Berhias 2016. Kemarin (16/4) tim juri disuguhi inovasi andalan. Yaitu, gaun dari daur ulang sampah plastik buatan warga.

Ketika memasuki RT 4, RW 3, Desa Betiting, tim juri disuguhi penampilan yel-yel para kader lingkungan. Mereka tampil unik dengan gaun daur ulang berbahan plastik pembungkus teh botol.

Selain itu, kampung tersebut memiliki satu produk terbaik. Yakni, jamu kunir olahan tanaman toga. Pengolahan­nya pun masih secara tradisiona­l. ’’Ini salah satu produk unggulan kampung ini (Betiting, Red),’’ ujar Ketua RW 3 Desa Betiting Iswanto kemarin (16/4).

Iswanto berharap kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan saat lomba. Harus menjadi kebiasaan dan kebudayaan untuk melestarik­an lingkungan. ’’Tujuanya untuk kebaikan bersama,’’ katanya.

Salah seorang juri, Zauji, menyatakan bahwa warga perlu terus meningkatk­an kesadaran untuk menanam tanaman pe-neduh. Sebab, satu pohon peneduh bisa mencukupi kebutuhan oksigen dua orang. ’’Supaya tidak utang oksigen ke tetanggany­a,’’ katanya, lantas tertawa.

Selain Desa Betiting, RT 2, RW 1, Desa Kambingan, turut unjuk kreativita­s. Kampung itu memiliki berbagai macam slogan bertema lingkungan. Salah satunya berbunyi, ’’Jika buang sampah haram, aku yang pertama kali setuju’’.

Setiap kampung memang punya keunggulan masing-masing. Misalnya, Desa Banjarsari. Desa itu memiliki produk tas hasil kreasi warga setempat. Ada juga bunga buatan tangan untuk hiasan meja.

Penilaian dilanjutka­n ke Desa Suci, Kecamatan Manyar. Ada papan berbentuk buah di taman toga RT 4, RW 10, desa itu. Setiap papan berisi keterangan jenis dan kegunaan setiap tanaman toga.

Kampung lain tentu tidak mau kalah. Di RT 5, RW 10, Desa Yosowilang­un, tim juri disambut musik kasidah saat masuk. Kampung tersebut tampak asri dengan berbagai macam tanaman peneduh dan bunga hias. (adi/c15/roz)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia