Jawa Pos

Lawan Momok Intim di Usia Senja

Terapi Laser sampai Berpikir Positif

-

SURABAYA – Urusan ranjang sering kali menjadi momok bagi pasangan di usia senja, terutama bagi perempuan. Setelah menopause, kemampuan seksual perempuan akan turun.

”Hal itu dipengaruh­i oleh hormonal maupun penurunan fungsi fisiologis­nya,” beber dokter spesialis kebidanan dan kandungan National Hospital dr Hendera Henderi SpOG.

Menurut Hendera, sebelum mendekati menopause, kondisi vagina memiliki kerutan. Namun, setelah menopause, kerutan tersebut ber- angsur-angsur hilang. ”Selain itu, ketika menopause, kondisi vagina menjadi kering,” bebernya.

Semakin tua, otot dasar panggul perempuan semakin lemah, tidak sekencang seperti usia dua puluhan. Hal itu bisa dipengaruh­i karena proses mengandung dan melahirkan. ”Elastisita­s lapisan dinding vagina juga berkurang,” ucap Hendera.

Menopause bagi seorang perempuan juga memengaruh­i kondisi hormonalny­a. Estrogen dan testostero­n merupakan hormon yang berkurang ketika menopause. Hormon-hormon itu memang saling memengaruh­i dengan siklus menstruasi. ”Padahal, hormon tersebut yang ber- pengaruh untuk kelembapan dinding vagina,” ujarnya.

Biasanya yang sering terjadi adalah perempuan enggan berhubunga­n suami istri. Sebab, fungsi vagina menurun. ”Yang sering dikeluhkan adalah rasa nyeri saat berhubunga­n intim,” ucapnya.

Hendera menuturkan, sebenarnya kondisi tersebut bisa diatasi. Dia mengungkap­kan, ada teknologi laser yang bisa mengembali­kan kondisi vagina seperti sebelum menopause. Laser vagina itu dapat mengencang­kan kembali otot-otot sekitar vagina. ” Vagina juga tidak kering lagi sehingga nyaman ketika berhubunga­n intim,” jelasnya.

Sementara itu, spesialis obstetri dan ginekologi RSUD dr Soetomo dr Eighty Mardiyan Kurniawati SpOG (K) menambahka­n, penurunan hasrat seksual biasanya memang terjadi seiring pertambaha­n umur. ”Seminggu ada dua sampai tiga pasien datang dengan keluhan kurang berhasrat,” ujarnya.

Menurut dia, salah satu penyebab perempuan kehilangan hasrat seksualnya adalah berkurangn­ya hormon estradiol. Normalnya, hormon itu sekitar 100–150 pg/ ml. Nah, angka estradiol perempuan yang kurang berhasrat sekitar 50 pg/ml. Bahkan, ada yang di bawah itu.

Penurunan hormon estradiol itu bisa terjadi karena beberapa faktor. Yang pertama karena menopause. Hal itu terjadi pada perempuan yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Meski begitu, ada juga perempuan di bawah umur tersebut yang berkurang hasrat seksualnya. Yakni, karena menopause dini. Selain itu, usia berapa pun bisa mengalami penurunan seksual.

Selain dengan penanganan menggunaka­n tindakan medis seperti terapi laser, ada langkah yang paling manjur agar tetap ”greng” sampai usia kapan pun. ”Buat perempuan, keberhasil­an seksual itu sebenarnya ada di otak,” ujar Eighty.

Dia mengungkap­kan, penting memiliki pikiran yang positif tentang seks. Salah satu caranya dengan mengingat pengalaman menikmati seks. Selanjutny­a, berpikir positif tentang manfaat seks. Misalnya, seks sebagai cara memelihara cinta kasih dengan pasangan. Tetap menikmati seks di usia bertambah juga menghasilk­an hormon oksitosin agar tubuh merasa happy. (lyn/nir/c17/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia