Bukan Pertunjukan Sulap
BARCELONA – Ketika Barcelona sehat, Valencia hanyalah kelinci di hadapan singa. Kali terakhir kedua tim bertemu di La Liga, entrenador Barcelona Luis Enrique tampak seperti memamerkan pertunjukan sulap dan semudah itu tujuh gol masuk ke gawang Valencia. Tapi, dini hari nanti beda.
Ya, tiga pekan lalu sepertinya Barcelona tinggal menunggu waktu untuk merayakan gelar La Liga yang ke-23. Dengan jemawa, tim itu membantai Getafe lewat setengah lusin gol pada jornada ke-29 (12/3). Barca –sebutan Barcelona– pun unggul 8 poin atas Atletico Madrid dan 12 poin di depan seteru abadinya, Real Madrid.
Ternyata, setelah itu, tim berjuluk Blaugrana tersebut mengalami periode terburuknya musim ini. Hanya satu angka yang mampu dikoleksi Barca dalam tiga pertandingan terakhir La Liga. Juga, yang paling menyakitkan tentu tersingkir di perempat final Liga Champions oleh Atletico.
Tentu saja tak perlu lagi Blaugrana memikirkan treble winners. Tak mungkin lagi. Bahkan, sekarang waktunya tim itu menyelamatkan diri dari kejaran Atletico dan Real di La Liga
Skuad Barca dituntut menang atas Valencia dini hari nanti di Camp Nou (siaran langsung RCTI pukul 01.00 WIB).
Soal perbandingan kualitas dengan Valencia, tentu saja Barcelona berada di atas angin. Bukan perbandingan yang adil. Masalahnya, kenyataannya, sepak bola tidak melulu soal taktik dan komposisi pemain. Mentalitas tanding memiliki peran yang tak kalah penting.
Saat ini Lionel Messi dkk berada di titik terendah secara mental. Mereka tersingkir dari Liga Champions. Padahal, mereka adalah juara bertahan dan favorit utama. Bagi Atletico, ibarat sekali mendayung, dua pulau terlampaui. Tim itu menyingkirkan dan merusak mental Barcelona untuk bersaing di La Liga.
Tren negatif Barca dimulai dari hasil imbang 2-2 di El Madrigal, markas Villarreal (20/3). Setelah itu, secara beruntun tim asuhan Luis Enrique tersebut kalah dalam El Clasico kontra Real 1-2 (3/4), lantas ditumbangkan oleh Real Sociedad (9/4).
Sekarang gap antara Barca dan Atletico tinggal tiga angka (7673). Bahkan, terhadap Real yang sempat tak punya harapan untuk meraih gelar juara dan memecat pelatih Rafael Benitez di tengah jalan, Barca hanya unggul empat angka. Sejatinya lawan yang dihadapi Barca tidak sulit-sulit amat dalam sisa enam laga.
Ya, Barca hanya melawan Valencia dini hari nanti, Deportivo La Coruna (20/4), Sporting Gijon (23/4), Real Betis (30/4), Espanyol (8/5), dan Granada (15/5). Problemnya, apabila gagal menang atas Valencia, Barca akan semakin tertekan dan pesaingnya bersemangat. Tapi, apabila bisa melewati Valencia, Barca dapat melalui laga sisanya dengan nyaman.
Saat ini, menurut pundit sepak bola Spanyol ternama Sid Lowe, ada sesuatu yang salah dalam tubuh Barca. Mulai ada pemain yang berkeluh kesah, apalagi selevel Gerard Pique dan Andres Iniesta.
Lowe mengistilahkan bentrokan dini hari nanti tak seperti pertemuan pertama. ”Kali terakhir berjumpa Valencia di Camp Nou mirip pertunjukan sulap. Luis Enrique, Lionel Messi, dan Luis Suarez hanya berkomat-kamit abrakadabra, lalu muncullah skor kemenangan 7-0,” tulisnya di ESPN.
Selain itu, Barca menyingkirkan Valencia 8-1 secara agregat dalam semifinal Copa del Rey. Musim ini, ibarat tinggal abrakadabra, Valencia mati kutu di kaki Lionel Messi dkk.
Kali ini pertemuan kedua tim tak akan semudah yang terjadi di Copa del Rey. Sulit mengulang momentum abrakadabra. Mental tanding Barcelona sedang runtuh. Suasana ruang ganti sudah tak kondusif. Percikan kecil ego para bintang bisa memperkeruh suasana.
Entrenador Barcelona Luis Enrique berusaha kelihatan tenangtenang saja. Padahal, faktanya, Barcelona sedang limbung. Ibarat petinju, Barcelona sudah sempoyongan dan setiap saat bisa mencium kanvas. ”Tentu saja kami kecewa dengan serangkaian hasil yang terjadi. Namun, kami terus berjuang menjaga konsentrasi kami sambil terus berpikiran positif hingga enam laga ke depan di La Liga,” terang Enrique sebagaimana diberitakan Four Four Two kemarin (16/4).
Dari enam pertandingan yang tersisa di depan Barcelona, laga melawan Valencia itu punya posisi krusial. Kalau menang, Barcelona punya konfidensi menjulang buat memenangi La Liga. Kalau kalah atau imbang, gelar La Liga bisa dikejar Atletico dan Real.
”Saya katakan, kami harus menyudahi segala kesalahan yang kami perbuat saat ini. Kami harus tetap optimistis dan tak ada gunanya menangisi kekalahan, juga tersingkir dari Liga Champions,” ujar Enrique.
Menjelang laga versus Valencia itu, tiga pemain Barcelona menepi karena cedera. Mereka adalah Sandro Ramirez, Thomas Vermaelen, dan Jeremy Mathieu. Arda Turan tak ada di bangku cadangan karena terkena akumulasi kartu.
Sementara itu, di kubu Valencia, dua pemain minggir karena cedera. Yakni, Zakaria Bakkali dan Pablo Piatti. Sedangkan pemain pinjaman dari Real, Denis Cheryshev, diragukan bugar.
Bek Javier Mascherano memberikan dukungan bagi rekanrekan setimnya. Menurut mantan pemain Liverpool itu, masih ada dua trofi yang bisa didapatkan Barcelona di akhir musim ini. ”Kami tak harus menyesali apa yang kami alami. Kami harus bisa mengangkat dan menolong diri kami sendiri saat ini,” kata pemain berusia 31 tahun itu.
AS kemarin menulis bahwa anjloknya performa Barcelona dalam lima pertandingan terakhir dibarengi dengan meredup nya performa bintang utamanya, Lionel Messi. Dalam 452 menit, Messi tak berkontribusi apa pun. Baik gol maupun assist.
Memang faktor Messi dan ketergantungan Barcelona kepada pemain 28 tahun itu bukan fakta anyar. Tak heran, Messi menjadi personifikasi kesuksesan Barcelona pada era ini.
Sementara itu, entrenador Valencia Pako Ayestaran menuturkan akan memberikan perlawanan keras kepada Barcelona. Seusai pergantian entrenador dari Gary Neville ke Ayestaran, Valencia membaik.
Pekan lalu, pada jornada ke32 (10/4), Valencia menang 2-1 atas Sevilla. Kemenangan itu mengangkat posisi Valencia satu setrip dari peringkat ke-15 naik menjadi ke-14.
Ayestaran, seperti diberitakan ESPN, berhasil menyuntikkan motivasi baru kepada Paco Alcacer dkk untuk menghindari degradasi. Meski berjarak sembilan poin dari tim di zona degradasi, Ayestaran ogah lengah.
”Kami tak akan menyerah dan memberikan kemenangan kepada Barcelona begitu saja. Hasil objektif imbang di Camp Nou mungkin akan menyenangkan bagi kami semua,” tutur pria berusia 53 tahun itu. (dra/c11/ham)