Jawa Pos

Nuh Naik Dokar, Elvira Baca Nama Satwa

Mereka yang Sering Habiskan Masa Kecil di KBS Semua orang punya kisah masa kecil. Sebagian kisah itu berasal dari Kebun Binatang Surabaya (KBS). Bonbin –sebutan KBS– seakan menyatu dengan cerita masa kecil warga Jawa Timur.

-

sudah nggak ada dokarnya. Dulu asyik sekali kalau sudah naik dokar,’’ ungkap M. Nuh. Mantan menteri pendidikan itu selalu antusias setiap ditanya tentang KBS pada masa lalu. Maklum, Nuh memang sering menghabisk­an masa kecilnya di bonbin. Saat Nuh masih duduk di bangku SD, wisata ke KBS menjadi kunjungan rutin bersama keluarga. Dari rumahnya di Gunung Anyar, Nuh kecil naik dokar sampai ke KBS.

Mantan rektor ITS tersebut mengungkap­kan, harga tiket masuk KBS kala itu hanya satu rupiah. Dia menyebutny­a ’’ sak ripis.’’ Nuh kecil menganggap KBS adalah tempat hiburan terhebat di Surabaya. Betapa tidak, segala jenis hewan yang dia pelajari di buku berada di sana. ’’Makanya, saya bisa belajar cepat mengenal segala macam jenis hewan karena melihat langsung,’’ kata alumnus SD Al-Islah tersebut.

Bagi Nuh, ulang tahun ke-100 KBS seharusnya menjadi momen perbaikan. Dia ingin KBS menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Sebab, usianya lebih tua daripada usia Indonesia. ’’Indonesia masih 71 tahun. KBS sudah 100 tahun,’’ ujarnya.

Saat Nuh beranjak remaja, KBS masih menjadi tempat hiburan andalannya. Bila waktu kecil berangkat dengan orang tua, saat remaja dia berangkat bersama teman-teman sekolah. Masih naik dokar. Ketika mengawali karir sebagai guru SD Al-Islah, Nuh juga selalu mengajak muridmurid­nya berwisata ke KBS. Dia sering memberikan tugas sambil berwisata. Misalnya, nama-nama hewan, asal negara, nama Latin, usia hidup hewan, sampai anatomi tubuh hewan.

Nuh mengatakan, sejak dulu jumlah hewan di KBS sangat banyak. Kebanyakan jenis burung lokal. Tetapi, ada juga binatang dari luar negeri. ’’Dengan cara melihat langsung, anak-anak jadi tahu apa itu kuda nil atau jerapah. Bentuk tubuhnya gimana, cara bergerakny­a juga. Kalau monyet, sudah banyak yang tahu karena di Indonesia banyak,’’ paparnya.

Selain Nuh, Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira Wirayanti punya kenangan khusus di KBS. ’’Dulu, hampir setiap Minggu spend time di KBS. Tempatnya bersih, hewannya juga happy. Jadi, anak-anak kecil ikutan happy,’’ ucap perempuan 23 tahun tersebut.

Alumnus Universita­s Airlangga itu paling suka melihat namanama hewan di bagian kandang. Namun, Elvira kini prihatin dengan kondisi KBS. ’’Saya sampai menangis melihat hewan-hewan kurus. Bahkan, ada yang meninggal karena sakit,’’ jelasnya.

Elvira berharap, pada usia KBS yang mencapai 100 tahun, segala kekurangan bisa dibenahi. Dia memimpikan suasana KBS dikembalik­an seperti saat dirinya masih kecil. ’’Supaya anak-anak sekarang bisa menikmati senangnya KBS yang dulu pernah saya rasakan,’’ tandasnya.

Kartolo pun punya kenangan tak terlupakan di KBS. Semasa remaja, sebulan sekali dia diajak sang ayah nyekar di Surabaya. Selain nyekar, mereka pasti mampir ke KBS. ’’ Nak gak mampir durung afdal,’’ katanya. Tradisi itu dia terapkan pula ke anakanakny­a. Setiap akhir pekan, tiga anaknya diajak ke kebun binatang. Sambil berjalan-jalan, Kartolo memberikan nasihat kepada anaknya. ’’ Akeh kesane,’’ ujarnya. (riq/sal/c14/c7/oni)

 ?? DITE SURENDRA/JAWA POS ?? SEABAD : Pengawas satwa Nurdin dan gajah Gonzales melintas di depan papan ucapan selamat ulang tahun ke-100 KBS. ’’SEKARANG
DITE SURENDRA/JAWA POS SEABAD : Pengawas satwa Nurdin dan gajah Gonzales melintas di depan papan ucapan selamat ulang tahun ke-100 KBS. ’’SEKARANG

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia