Fokus pada Logika Berbahasa
Sedangkan, soal membaca dan berhitung berjenis pilihan ganda. ”Soalnya panjang-panjang,” ungkapnya. Meski begitu, Ilham dapat membagi waktu untuk menjawab seluruh soal tes calistung. Dia berharap mendapat nilai yang baik.
Guru kelas IV SDN Suterejo I Siti Fatimah menjelaskan, terdapat 36 siswa kelas IV yang mengikuti tes calistung. Seluruh siswa dapat mengikuti tes dengan baik. Meski begitu, lanjut dia, siswa kelas IV masih memiliki kendala dalam kemampuan calistung. Terutama dalam hal pemahaman soal cerita dan menulis. Fatimah menerangkan, soal cerita memang sering kali menjadi kendala siswa. Terutama pemahaman terkait soal tersebut. ”Membacanya sudah lancar, tapi memahami apa yang dimaksud soal itu yang belum lancar,” ungkapnya.
Menurut dia, guru harus memberikan pelatihan kepada siswa kelas IV sebelum mengikuti tes caslitung. Terutama cara mengisi LJK dengan benar. ”Awal-awal kayak menulis nama di LJK, belum banyak yang mengerti,” paparnya.
Kepala SDN Mulyorejo I Matsudjak juga mengungkapkan, sebagian siswanya mengalami kesulitan saat menghadapi soal cerita. ”Memahami dan mencerna soal deng- an baik masih jadi kelemahan siswa,” ungkap Sudjak.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi menjelaskan, kemampuan bahasa atau menulis menjadi catatan tersendiri dari tes calistung. Menurut dia, kemampuan merangkai kata berkaitan dengan logika berbahasa. Jika anak kesulitan mengerjakan soal menulis, itu menunjukkan anak masih lemah dalam logika. ”Berpikirnya sepotong-sepotong kalau merangkai masih kesulitan,” katanya.
Menurut dia, perlu dipetakan kembali penyebab kemampuan menulis anak yang belum optimal tersebut. Baik dari kemam- puan guru, cara mengajar guru, maupun dari anak itu sendiri. Hasil calistung harus menjadi informasi yang tepat untuk dimanfaatkan dalam peningkatan kemampuan siswa.
Dosen di Universitas Negeri Surabaya itu menyebut ada beberapa tingkatan dalam logika. Level yang tertinggi adalah kreasi. Nah, selama ini logika anak-anak didik belum sampai pada level kreasi. Karena itu, peran semua pihak penting untuk memperkuat pendidikan di sekolah dasar. ”Karena SD adalah fondasi, jenjang SD yang paling penting. Jangan sampai gagal, ke depan akan kesulitan,” jelasnya. (bri/puj/c6/git)