Satu dari Tiga Wakil Asia
BOJONEGORO kini mewujudkan mimpi level dunia. Di bawah kepemimpinan Bupati Suyoto sejak 2008, keterbukaan pemerintahan ini diakui organisasi OGP (Open Government Partnership). Organisasi yang beranggota 69 negara (termasuk Indonesia sebagai inisiator) itu menempatkan Bojonegoro menjadi satu di antara 15 pemerintahan daerah di dunia sebagai pilot project (percontohan) keterbukaan pemerintahan ( open government) sejak April 2016.
’’Kalau dulu mimpinya dari Bojonegoro untuk Indonesia, kini anak-anak Bojonegoro berani ikut bermimpi memberi solusi pada dunia,’’ kata Kang Yoto, panggilannya. Dia yakin problem Bojonegoro juga menjadi problem Indonesia serta dunia. Yakni, kemiskinan, ketersediaan energi, dan ancaman kelestarian lingkungan. Keterbukaan adalah jawabannya.
Di Asia, hanya ada tiga pemda yang terpilih untuk pilot project OGP. Selain Bojonegoro, keduanya adalah ibu kota negara. Yakni, Seoul (dipimpin Wali Kota Park Won-soon) dan Tbilisi, Georgia (dipimpin Wali Kota Davit Narmania). Suyoto meyakinkan lewat suratnya bahwa kabupatennya layak menjadi contoh keterbukaan. Edisi PDF surat yang ditulis Bupati Suyoto ke sekretariat OGP bisa diakses di www.opengovpartnership.org/node/8968.
Dari Benua Amerika, terpilih Austin (AS), Buenos Aires (ibu kota Argentina), Jalisco (Meksiko), La Libertad (Peru), Ontario (Kanada), serta Sao Paulo (Brasil). Dari Eropa, terpilih Madrid (ibu kota Spanyol), Paris (ibu kota Prancis), dan Skotlandia (’’provinsi’’ di Inggris). Sedangkan dari Afrika, tidak ada yang masuk pilot project OGP dari ibu kota negara, yakni AgeyoMarakwet County (Kenya), Kota Kigoma (Tanzania), dan Sekondi-Takoradi, Ghana.
Selama memimpin, Suyoto memang cukup aktif ’’berdiplomasi’’. Selain menularkan pengalamannya ke negeri sendiri, dia sering ke luar negeri, menjajakan praktik demokrasi dan keterbukaan berpemerintahan. Misalnya, pertemuan The Next Step in Innovation for Good Governance: Moving the Dialogue Forward from Potential to Impact pada 25–26 Agustus 2015 di Johannesburg, Afrika Selatan.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Gresik itu juga diundang memberi kuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, atas undangan Presencing Institute dan MIT Economic Sloan Faculty pada 11–12 Februari 2014. Di depan 250-an politikus, profesional, pebisnis, dan mahasiswa, bupati kelahiran 17 Februari 1965 itu berbicara tentang inovasi dan keterbukaan.
Tak dinyana, Suyoto kemudian dapat undangan ceramah dari Kota Izhevsk, Rusia, pada Juli 2014 karena ada peserta yang tertarik dengan kuliahnya di MIT. ’’Lampaui batas maksimalmu.’’ Begitu Kang Yoto melecut semangat aparatur dan rakyatnya. (roy/www.jpip.or.id)