Trump Minta Dibayari, Nieto Ogah
Dinding di Perbatasan AS dan Meksiko
PHOENIX – Calon presiden (capres) Partai Republik Donald Trump berkunjung ke Meksiko pada Rabu waktu setempat (31/8). Taipan 70 tahun itu bertemu dengan Presiden Enrique Pena Nieto. Dia kembali menegaskan bahwa perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat (AS) akan berpagar untuk mencegah arus imigrasi.
’’Meksiko bakal bekerja sama dengan kita untuk mengurangi angka imigran ilegal, serta penyelundupan narkoba dan senjata di perbatasan,’’ kata Trump setelah bertemu dengan Nieto.
Dalam kampanyenya di Kota Phoenix, Maricopa County, Negara Bagian Arizona, bos The Trump Organization tersebut menegaskan kembali rencananya untuk memperketat undang-undang imigrasi.
Bertolak belakang dengan Presiden Barack Obama yang merangkul imigran ilegal dan mendata mereka yang tidak berdokumen lengkap, Trump justru bakal mendepak seluruh imigran yang tidak punya surat resmi. Dia bersumpah jika mereka tidak akan pernah mendapatkan status yang sah.
Sejak resmi menjadi capres Re- publik, Trump kian santer menggembar-gemborkan pengetatan undang-undang imigrasi. Dia bahkan telah merumuskan 10 langkah penting untuk mengakhiri arus imigran ilegal di perbatasan AS dan Meksiko. ’’Pesan yang ingin kami sampaikan kepada dunia adalah: Anda tidak akan bisa menjadi penduduk resmi atau punya status kependudukan sah jika masuk AS secara ilegal,’’ tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Trump menyatakan bahwa tembok pembatas bakal menjadi solusi mujarab guna menekan angka imigran ilegal. Kepada Nieto, dia sudah menjelaskan bahwa pembangunan tembok di sepanjang perbatasan dua negara menjadi prioritas pemerintahannya. Seluruh biayanya akan ditanggung Meksiko.
Dalam setiap kampanyenya, ayah Ivanka itu memang selalu menyebut pemerintahan Nieto sebagai pihak yang bakal membiayai pembangunan tembok. Dia tidak pernah secara khusus membahasnya dengan Meksiko. Karena itu, ketika mendengar dari media tentang kabar tersebut, Nieto berang. ’’Sejak awal pembicaraan, saya tegaskan bahwa Meksiko tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun untuk membangun tembok,’’ terang Nieto.
Pidato Trump itu langsung menuai reaksi keras kaum Hispanik. ’’Banyak penduduk Latin yang berubah pikiran dan mempertimbangkan ulang dukungan mereka,’’ lapor Politico. Sejumlah pakar politik AS meramalkan bahwa arogansi Trump yang membuatnya menang dalam banyak primary berkontribusi sebaliknya dalam pilpres mendatang. (AFP/Reuters/hep/c14/any)