MOVIE NOSTALGIA HUMOR ALATRIO KOCAK
’’ Jangkrik Boss!’’ ITULAH salah satu ucapan paling legendaris ala Warkop DKI. Mungkin tidak banyak generasi muda yang tahu Warkop DKI dengan guyonan ringan dan cerdas. Namun, bagi penikmat serial TV pada era 70–90-an, nama Warkop DKI tentu sudah tidak asing. Karena ingin membawa kembali nostalgia kekocakan ala Dono, Kasino, dan Indro, Anggy Umbara berkolaborasi dengan Indro Warkop menggarap Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1.
Untuk mempertahankan ciri khas Warkop DKI, Anggy sengaja menggabungkan beberapa film Warkop DKI lama. Di antaranya, CHIIPS, Setan Kredit, dan IQ Jongkok. Anggy dan sang produser eksekutif, Indro, tidak berniat mengubah fondasi dari style joke dan gimmick Warkop DKI. Pembaruan justru lebih diutamakan pada story line dan materi lawakan yang lebih masa kini. ’’Karena itu, gaya film ini kurang tepat kalau disebut remake atau reboot. Lebih tepat kalau disebut sebagai reborn atau lahir kembali,’’ ungkap Anggy.
Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian), dan Indro (Tora Sudiro) terdaftar sebagai anggota muda CHIIPS (Cara Hebat Ikut-ikutan Penanggulangan Sosial). Sebagai anggota yang belum lama menjabat dalam organisasi sosial tersebut, mereka sangat bersemangat menyelesaikan berbagai masalah yang didapat. Sayangnya, permasalahan yang mereka selesaikan justru makin besar.
Untuk mengarahkan tim DKI mampu menyelesaikan misinya dengan baik, pimpinan CHIIPS pun memanggil anggota terbaiknya dari Prancis, yakni Sophie (Hannah Al Rashid). Tidak sekadar cantik, Sophie juga lihai mengungkap kasus-kasus yang dihadapi CHIIPS. Dengan aksi kocak DKI dan ketegasan Sophie, mereka berempat bakal mengungkap kasus begal motor yang dilanda masyarakat Jakarta.
Rencana pembuatan film reborn itu ternyata muncul sejak 2013. ’’Saat itu masih pembuatan film pertama Comic 8. Bang Indro langsung nyeletuk nih untuk membuat film baru Warkop DKI,’’ jelas Anggy. Berawal dari obrolan sederhana, akhirnya pihak Falcon bersedia menjadi production house untuk penggarapan film tersebut. Indro langsung diminta menjadi produser eksekutif selama penggarapan film.
Salah satu tantangan terbesar dalam pembuatan film tersebut adalah pemilihan aktor yang akan memerankan sosok Dono, Kasino, dan Indro. ’’Kami mencari pemain yang bukan sebatas selebriti, tapi yang sudah memiliki jiwa aktor,’’ tutur Anggy. Alhasil, Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian, dan Tora Sudiro dipilih menjadi tokoh utama.
Anggy menjelaskan, Abimana dipilih karena dinilai mumpuni dan mampu menjiwai setiap karakter. Alasan pemilihan Tora Sudiro sebagai Indro adalah cukup dekat dengan sosok Indro di kehidupan nyata. Jadi, Tora tidak sulit menirukan gaya dan sikap Indro. Vino G. Bastian dipilih memerankan sosok Kasino lantaran Anggy menganggap Vino punya logat yang mirip dengan Kasino. ’’Jujur saja, saya sampai terharu. Saya seperti melihat almarhum Dono dan Kasino kembali dalam film ini,’’ kata Indro.
Meski mengangkat kembali grup lawak Warkop, Indro sama sekali tidak bermaksud menggantikan personel lawak tersebut. ’’ Tidak ada seniman yang bisa tergantikan. Film dan usaha ini dibuat untuk melestarikan genre Warkop DKI,’’ papar Indro.
Indro mengungkapkan, dari film itu sebenarnya ada dua goal yang diharapkan. ’’Pertama, kami ingin menunjukkan bahwa karya zaman dulu juga bisa dilestarikan. Kedua, saya ingin menunjukkan bahwa Indonesia itu punya film yang everlasting,’’ tandasnya. (pew/c14/adn)