KATA PEMERAN DKI
MEMANG tidak mudah memerankan karakter legendaris seperti Warkop DKI. Dibutuhkan pendekatan khusus untuk menyelami karakter mereka. Lalu, bagaimana effort Abimana, Vino, dan Tora dalam memerankan sosok Warkop DKI? (cak/c14/adn) PAKAI GIGI PALSU SAMPAI TAMBAH BERAT BADAN ’’Sebelum memerankan Dono dalam film ini, saya harus paham dulu mengenai Wahyu Sardono dalam kehidupan nyata. Dia adalah dosen FISIP UI dan aktivis sosial. Proses searching dan pendekatan karakter itu saya lakukan selama 6 bulan. Supaya makin mirip dengan fisik Dono, saya juga harus menambah berat badan dan mengenakan setagen berbahan lateks untuk menonjolkan bagian perut. Dono kan juga terkenal karena giginya maju. Saya pun harus memakai gigi palsu.’’ SEMPAT GROGI DI AWAL PERAN ’’Awal dapat peran ini, jujur saya grogi loh. Saya sampai bertanya berkali-kali, ’Apa benar saya dapat peran tokoh utama?’ Apalagi, inilah film pertama saya yang unsur komedinya paling besar. Harus diakui bahwa nggak gampang meranin sosok Kasino. Saya berziarah ke makam almarhum Kasino sebelum syuting. Yang paling kental dari karakter Kasino ini adalah logatnya yang unik. Saya harus banyak belajar macam-macam logat. Misalnya, logat Betawi, Sarwani (nama tokoh yang diperankan Kasino), dan Tegal.’’ DEKAT DENGAN SOSOK ASLI INDRO ’’Nggak terlalu sulit mendalami karakter Indro karena Bang Indro satu-satunya legenda Warkop yang masih ada. Kami sama-sama anak motor. Lucunya, saat saya tanya langsung ke Bang Indro tentang karakter Indro, dia malah bilang nggak tahu, haha. Dia ingin para aktor bisa mendekati karakter DKI sampai 80 persen. Tapi, dia juga memberikan kebebasan 20 persen bagi aktornya untuk menjadi DKI ala kita sendiri. Akhirnya, saya perbanyak ngobrol sama Bang Indro dan merhatiin langsung gerak-geriknya.’’