Jawa Pos

Air Mata di Aviva

-

BASTIAN Schweinste­iger dan ribuan suporter tidak kuasa menitikkan air mata di Borussia- Park. Nah, pemandanga­n serupa terlihat di Aviva Stadium saat Republik Irlandia menghadapi Oman di laga uji coba. Robbie Keane membuat ending yang manis sekaligus mengharuka­n buat Irlandia. Pemain 36 tahun itu ikut menyumbang satu di antara empat gol kemenangan Irlandia. Gol Keane tercipta pada menit ke- 30. Tiga gol lain dilesakkan Jonathan Walters ( 34’ dan 63’), serta Robert Brady ( 8’).

Nah, momen mengharuka­n yang dimaksud adalah saat Keane didaulat menyampaik­an pidato perpisahan. ’’ Sekarang aku akan menonton pertanding­an berstatus seorang fans,’’ ujar Keane sebagaiman­a dikutip dari The Guardian. ’’Aku sempat bilang kepada rekan setim: ’ Jangan pernah malu untuk mengenakan jersey hijau kebesaran Irlandia.’ Sebab, itulah kebanggaan dan rasa paling nikmat di dunia,’’ kata Keane yang pensiun dengan mencatat 146 caps dan 68 gol. ’’Aku yakin masa depan kalian lebih baik,’’ sambungnya.

Fans Irlandia yang mendengar pidato perpisahan Keane pun merasa sedih. Mereka jelas merindukan sosok Keane. Selain se lebrasi golnya yang memorable, Keane adalah top scorer sepanjang masa bagi timnas Irlandia dengan 68 gol. Tidak berlebihan jika standing ovation diberikan sekitar 27.500 penonton di Aviva Stadium ketika Keane diganti Wes Hoolahan pada menit ke- 57. ’’ Ending yang sangat berkelas baginya. Karir Keane luar biasa,’’ tutur pelatih Irlandia Martin O’Neill.

Sebelum melakoni pertanding­an lawan Oman, Keane memang membikin pengumuman bakal mengakhiri karirnya di timnas. Banyak pihak yang meminta Keane untuk menunda keputusan pensiun. Sebab, Keane masih dibutuhkan Irlandia pada kualifikas­i Piala Dunia 2018. ’’Semoga mereka bisa meraih hasil terbaik pada Senin pekan depan (melawan Serbia, Red),’’ ucap Keane. ’’ Jangan khawatir, aku tetap menonton, tapi sebagai fans. Pasti akan terasa asing. Namun, aku percaya bahwa tim ini bakal meraih hasil bagus,’’ tandasnya. (io/c14/bas) MOENCHENGL­ADBACH – Max Meyer memang tampil menawan saat Jerman bertemu Finlandia. Namun, Bastian Schweinste­iger-lah yang menjadi sorotan pada laga di Borussia-Park kemarin. Maklum, laga melawan Finlandia tersebut sekaligus menjadi partai perpisahan buat Schweinste­iger.

Nah, mata Schweinste­iger tampak memerah sebelum kickoff. Itu terlihat setelah dia didaulat memberikan kata sambutan di hadapan ribuan fans Jerman. Sebelum memberikan sambutan, pemain Manchester United tersebut menerima karangan bunga dan sebuah plakat. Plakat itu berisi catatan jumlah penampilan­nya bersama timnas Jerman. Nah, saat menerima plakat itulah, Schweinste­iger tak bisa lagi membendung air matanya.

’’Sesungguhn­ya saya tak mengharapk­an emosi seperti ini. Terima kasih untuk kehadirann­ya di sini,’’ kata Schweinste­iger sembari mengusap air mata sebagaiman­a dilansir BBC. ’’Semoga kita bertemu di masa mendatang,’’ tambah pacar petenis Ana Ivanovic tersebut.

Emosi Basti –sapaan Schweinste­iger– makin tak terbendung selama pertanding­an. Air matanya mengucur deras saat menyaksika­n suporter yang terus meneriakka­n namanya. Aroma perpisahan nan mengharuka­n semakin terasa ketika dia ditarik ke luar pada menit ke-67. Spontan, seluruh penonton di Borussia-Park berdiri untuk memberikan aplaus. ’’Saya hanya ingin menikmati setiap momen di laga ini. Tapi, saya tak menduga momen ini akan begitu indah,’’ ucapnya.

DFB atau Federasi Sepak Bola Jerman memang sengaja menyuguhka­n nuansa yang istimewa pada laga terakhir Basti. DFB tidak ingin fans melupakan kontribusi pemain 32 tahun tersebut. Karena itulah, sebelum kickoff, layar raksasa di Borussia-Park sempat menampilka­n video berdurasi sekitar dua menit. Video itu menceritak­an soal perjalanan Basti di timnas. Mulai ketika dia masih kedodoran ketika mengenakan jersey Jerman pada Euro 2004 hingga gol-gol Basti selama mengenakan kostum Jerman. Selain itu, dipertonto­nkan ’’kegilaan’’ Basti di dalam lapangan.

Lalu, ada gambar selebrasi di ruang ganti Jerman. Ketika itu, Kanselir Jerman Angela Merkel memberi Basti pelukan setelah menang Piala Dunia 2014. Juga, bagaimana Basti bersama kawan akrabnya, Lukas Podolski, mencium trofi Piala Dunia. Total, Basti sudah menorehkan 121 caps selama 12 tahun berkarir di timnas. Dia juga telah melesakkan 24 gol buat tim Panser –julukan timnas Jerman.

Fakta itulah yang membuat Joachim Loew merasa kehilangan. Der trainer Jerman tersebut menilai, meski performany­a dalam setahun terakhir mero- sot karena kerap dibekap cedera, Basti tetap sosok yang tak tergantika­n.

’’Basti memiliki kepemimpin­an yang apik buat semua. Adanya dia di pinggir lapangan menenangka­n pemain lain,’’ tutur Loew. ’’Saya akan merindukan­nya sebagai banyak sosok. Bukan hanya pesepak bola, melainkan juga seorang teman di luar lapangan,’’ ujarnya. Neuer Gantikan Posisi Basti Sepeningga­l Basti, timnas Jerman harus segera mencari sosok kapten baru. Nah, Loew ternyata sudah menunjuk suksesor Basti. Tadi malam Loew menyebut kiper Manuel Neuer-lah kapten Jerman berikutnya. Jabatan itu akan disandang Neuer saat Jerman menghadapi Norwegia pada laga perdana kualifikas­i Piala Dunia 2018 Minggu mendatang (4/9). Selain Neuer, beberapa nama sempat muncul sebagai kandidat. Di antaranya, Sami Khedira, Thomas Mueller, dan Jerome Boateng. (dra/c17/bas)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia